kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ruang utang kian kecil akan timbulkan tekanan


Kamis, 19 Oktober 2017 / 17:29 WIB
Ruang utang kian kecil akan timbulkan tekanan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melansir, total utang pemerintah pusat mencapai Rp 3.866,45 triliun per akhir September 2017 atau bengkak Rp 40 triliun dibandingkan posisi akhir Agustus 2017, yaitu Rp 3.825,79 triliun.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyatakan, dengan rasio utang saat ini yang sudah mencapai 28,4%, artinya ruang utang pemerintah semakin kecil. Pasalnya, rasio utang yang aman adalah 33% sehingga ruang yang ada tinggal sekitar 4% dari PDB.

“Kalau asumsi PDB 12 ribu kan sisanya tinggal Rp 480-an triliun. Itu hanya satu tahun. Jadi harus segera merealisasikan reformasi pajak. Kan realisasi penerimaan pajak masih 60%,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).

Lana melanjutkan, dengan mengecilnya ruang utang itu maka likuiditas juga akan agak ketat. Oleh karena itu, akan banyak tekanan dari investor dan ada potensi bunga naik.

“Imbal hasilnya harus dinaikkan untuk supaya orang mau beli. Kemampuan utang pemerintah makin terbatas, kecuali pemerintah bisa yakinkan saat Fitch dan Moody’s upgrade rating,” jelasnya.

Fitch sendiri pada Desember 2015 sudah naikkan outlook Indonesia dari stable ke positive. Apabila sudah naikkan outlook, secara teoritis menurut Lana, satu tahun bisa ada naikkan rating.

“Moody’s juga sudah naikkan outlook stable ke positive di Februari 2017. Jadi Februari 2018 bisa jadi potensi upgrade rating dari Moody’s. Kalau dua lembaga itu bisa diyakinkan, itu bisa bantu kurangi tekanan dari suku bunga atau obligasi pemerintah,” ucapnya.

Lana menambahkan, apabila kebutuhan awal tahun depan tidak mencukupi, biasanya pemerintah akan prefunding. Menurut Lana, dibutuhkan prefunding untuk cash flow pada kuartal I tahun depan setidaknya sekitar Rp 150-Rp 200 triliun.

“Setidaknya Rp 150-Rp 200 triliun dibutuhkan prefunding untuk cash flow kuartal I dengan catatan kalau budgetnya sekitar Rp 2.000 triliun dan benar-benar di-spend,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×