kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Secara diam-diam, produsen chip AS meminta pemerintah longgarkan sanksi bagi Huawei


Senin, 17 Juni 2019 / 14:45 WIB
Secara diam-diam, produsen chip AS meminta pemerintah longgarkan sanksi bagi Huawei


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Produsen chip asal Amerika Serikat, termasuk Qualcomm dan Intel, secara diam-diam mendesak pemerintah AS untuk melonggarkan larangan penjualan ke Huawei. Sejumlah sumber menyebut, aksi itu dilakukan bahkan di saat sang raksasa teknologi China justru menghindari untuk melakukan lobi.

Dilansir dari Reuters, seorang sumber menyebut bahwa sejumlah eksekutif dari produsen chip AS mulai dari Intel dan Xilinx Inc menghadiri pertemuan dengan Departemen Perdagangan AS pada akhir Mei lalu untuk membahas tanggapan atas penempatan Huawei dalam daftar hitam yang dibuat pemerintah.

Larangan tersebut melarang pemasok AS untuk menjual produknya ke Huawei tanpa persetujuan khusus, karena dinilai pemerintah mengancam keamanan nasional. Bahkan beberapa orang yang tahu pertemuan ini menyebut bahwa Qualcomm juga telah menekan Departemen Perdagangan atas permasalahan ini.

Para produsen chip berpendapat bahwa unit bisnis Huawei yang menjual produk semacam smartphone dan server komputer hanya menggunakan suku cadang yang tersedia secara umum dan tidak mungkin membuat masalah keamanan yang sama dengan perangkat jaringan 5G.

“Ini bukan tentang membantu Huawei. Ini tentang mencegah kerugian pada perusahaan-perusahaan Amerika," kata seorang sumber.

Dari uang sebesar US$ 70 miliar yang dikeluarkan Huawei untuk membeli komponen pada tahun 2018, sekitar US$ 11 miliar di antaranya masuk ke kantong perusahaan-perusahaan asal AS termasuk Qualcomm, Intel dan Micron Technology Inc.

Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA) Amerika Serikat mengakui pihaknya mengatur konsultasi pelaku industri dengan pemerintah AS guna membantu mereka memberi tahu para pejabat tentang dampak larangan terhadap perusahaan. "Kami telah menyampaikan perspektif ini kepada pemerintah,” kata Jimmy Goodrich, wakil presiden kebijakan global di SIA.

Sementara itu perwakilan Departemen Perdagangan mengatakan badan tersebut secara rutin menanggapi pertanyaan dari perusahaan mengenai ruang lingkup peraturan. Namun ia menambahkan bahwa pertemuan tersebut tidak mempengaruhi langkah pemerintah AS untuk melakukan penegakan hukum.

Masuknya Huawei dalam daftar hitam AS sendiri muncul setelah gagalnya perundingan untuk mengakhiri pertikaian dagang selama berbulan-bulan antara China dan Amerika Serikat. Selain itu juga didorong oleh tuduhan AS atas aksi spionase oleh perusahaan China, pencurian kekayaan intelektual, dan transfer teknologi secara paksa.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×