kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Afghanistan kembali panas, Taliban ledakan truk di dekat pengadilan kota Gardez


Kamis, 14 Mei 2020 / 13:57 WIB
Afghanistan kembali panas, Taliban ledakan truk di dekat pengadilan kota Gardez
ILUSTRASI. Warga negara Afghanistan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - KABUL. Sebuah truk penuh dengan bahan peledak meledak di dekat pengadilan kota Gardez, Afghanistan timur, pada Kamis (14/5). Sedikitnya lima orang tewas Dalam serangan yang diklaim oleh gerilyawan Taliban ini, 

Ledakan itu terjadi dua hari setelah setidaknya 56 orang tewas dalam serangan di wilayah lain di Afghanistan, termasuk wanita dan bayi yang baru lahir. Hal ini semakin menjauhkan rencana perdamaian di negara yang dilanda perang selama bertahun-tahun itu.

"Sebuah ledakan bom mobil terjadi di dekat pengadilan militer di kota Gardez, yang merupakan wilayah yang padat penduduk. Puluhan warga sipil dikhawatirkan tewas dan terluka," kata Tariq Arian, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. 

Baca Juga: Taliban serang pusat militer di Afghanistan, beberapa anggota militer tewas

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan mengatakan kelompok pemberontak bertanggung jawab atas serangan itu.

Emal Khan Momand, juru bicara militer di provinsi Paktia, di mana Gardez berada, mengatakan, serangan itu dilakukan oleh sebuah truk yang penuh dengan bahan peledak. Lima orang tewas dan 14 lainnya luka-luka.

Arian menyalahkan jaringan militan Haqqani, yang memiliki hubungan dengan pemberontak Taliban dan kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan. Kelompok-kelompok ini jarang secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan.

Ledakan itu terjadi setelah beberapa orang bersenjata menyerang rumah sakit bersalin di Kabul, dan menewaskan 24 orang, termasuk ibu baru dan bayi yang baru lahir, pada hari Selasa (23/5). Ledakan bunuh diri yang diklaim dilakukan oleh Islamic State di Nangahar timur pada hari yang sama telah menewaskan 32 orang.

Baca Juga: Kurang alat pelindung diri, banyak petugas medis di Afghanistan positif Covid-19

Presiden Ashraf Ghani mengutuk serangan itu dan mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk beralih ke mode ofensif daripada sikap defensif yang telah diadopsi ketika Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dan mencoba untuk menengahi pembicaraan dengan Taliban.

Taliban membantah terlibat dalam serangan-serangan itu, tetapi pemerintah menuduh kelompok itu menumbuhkan lingkungan di mana terorisme tumbuh subur atau bekerja dengan kelompok-kelompok militan lain yang mungkin terlibat. 




TERBARU

[X]
×