kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa Benar Jerman Kekurangan Tenaga Kerja Terampil?


Senin, 06 Mei 2019 / 12:41 WIB
Apa Benar Jerman Kekurangan Tenaga Kerja Terampil?


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. "Jerman tidak kekurangan tenaga kerja terampil," kata pakar pasar kerja Karl Brenke dari Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW) kepada DW. Namun dia mengakui, ada masalah di beberapa sektor, tapi hal itu tidak berlaku secara umum.

Kelangkaan tenaga kerja saat ini memang terasa, terutama di sektor-sektor industri yang berkembang pesat. Tapi jika perekonomian mengalami kelesuan, masalahnya tidak terlalu mendesak lagi.

Menurut Brenke, kurangnya tenaga kerja terampil yang dialami saat ini sebenarnya kesalahan pelaku ekonomi sendiri. Karena ketika bisnisnya mengalami perkembangan baik, mereka tidak memberi terlalu banyak perhatian untuk mendidik tenaga-tenaga terampil atau membuat profesi itu atraktif bagi tenaga kerja baru.

"Contohnya di sektor perawatan, di mana kondisi kerjanya buruk dan upahnya rendah. Cepat atau lambat, tenaga kerja terampil makin langka," kata Karl Brenke. Hal yang sama berlaku bagi tenaga pengajar untuk banyak bidang pendidikan dan pelatihan. "Kita seperti tertidur di belakang kemudi, dan sekarang ada kemacetan di beberapa bidang kerja." Namun secara keseluruhan, Jerman tidak punya masalah besar memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.

Belum ada peningkatan upah yang drastis

Diskusi tentang kekurangan pekerja terampil telah berlangsung selama bertahun-tahun. Para pengamat berpendapat, jika kelangkaan kerja memang benar-benar mencolok, maka di sektor-sektor tertentu, tingkat upah dan gaji akan melonjak drastis. Namun, hal ini nyatanya belum terjadi.

"Pasar tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar lain. Ketika barang-barang tertentu langka, harga naik. Di pasar kerja, itu berarti upah harus naik, tapi kita belum melihatnya," kata pengamat pasar kerja Karl Brenke.

Tren upah saat ini memang tidak seburuk 10 tahun yang lalu, tetapi tingkat kenaikan masih moderat dan tidak luar biasa. Itu sebabnya Brenke menyimpulkan, kelangkaan tenaga kerja terampil di Jerman tidak berlaku secara keseluruhan."

Kelangkaan di beberapa sektor

Di beberapa sektor, seperti bidang perhotelan, gastronomi dan perawatan kesehatan,tenaga kerja terampil memang makin langka. Banyak lowongan kerja yang tidak terisi. Perusahaan-perusahaan cenderung berusaha mempertahankan tenaga kerja yang sudah ada, dengan memberi insentif tambahan, atau menawarkan penundaan masa pensiun dengan imbalan menarik.

Di sektor perawatan kesehatan, situasinya sudah cukup parah. Pemerintah Jerman kini berusaha mendatangkan tenaga kesehatan dari luar negeri, misalnya dari Cina, dengan menawarkan berbagai fasilitas dan bantuan pelatihan.

Kelangkaan tenaga kerja antara lain terjadi, karena dulu banyak perusahaan menawarkan pensiun dini kepada pekerja dalam rangka penyusutan jumlah pekerja. Memang ada masanya, angka pengangguran di Jerman cukup tinggi, sehingga pemerintah dan sektor industri cenderung memudahkan persyaratan pensiun dini. Tujuannya agar lebih banyak tenaga kerja baru yang masuk dunia kerja, dan angka pengangguran bisa diturunkan.

"Masalahnya, yang tertarik dengan tawaran pensiun dini biasanya tenaga kerja yang punya keahlian dan gaji cukup tinggi. Mereka bahkan masih mendapat insentif pajak", kata Karl Benke. Ketika tenaga-tenaga ahli ramai-ramai meninggalkan perusahaan, ternyata tidak mudah merekrut tenaga kerja baru dengan kualifikasi yang memenuhi persyaratan.

Sekarang, karena khawatir tidak bisa merekrut tenaga kerja baru, banyak perusahaan berusaha mempertahankan pekerja yang ada. Bahkan ketika ada otomatisasi dan teknologi baru, mereka cenderung mempertahankan pekerja, yang dalam situasi normal sudah mereka berhentikan atau dipensiunkan.




TERBARU

[X]
×