kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia kembangkan limbah bir sebagai bahan bakar biogas, ini penjelasannya


Selasa, 11 Agustus 2020 / 16:12 WIB
Australia kembangkan limbah bir sebagai bahan bakar biogas, ini penjelasannya
ILUSTRASI. Australia kembangkan limbah bir sebagai bahan bakar biogas, begini penjelasannya. REUTERS/Peter Nicholls/File Photo


Sumber: Electrek | Editor: Bimo Kresnomurti

KONTAN.CO.ID - ADELAIDE. Sebuah pabrik pengolahan limbah di Kota Adelaide, Australia mengubah limbah bir basi menjadi bahan bakar biogas. Pabrik tersebut bernama South Australia (SA) Water.

SA Water mengembangkan energi terbarukan tersebut di salah satu pabriknya yakni Glenelg Wastewater Treatment Plant. Dalam proses pengolahannya, pabrik tersebut memberikan bahan tambahan yakni limbah lumpur untuk memperkuat zat dalam biogas.

Baca Juga: Dorong pertumbuhan ekonomi desa, Pertamina bangun 39 Pertashop di Jawa Timur

Melansir dari Electrek, proses tersebut berawal dari bir yang akan terurai di bawah suhu tinggi dalam sebuah tangki digester besar. Selanjutnya diperlukan bantuan bakteri alami yang akan melepaskan biogas pada bir. Dari biogas yang muncul ditampung dan sudah bisa dimanfaatkan sebagai energi penghasil listrik.

SA Water merencanakan untuk menggunakan kembali 150.000 liter bir yang telah kadaluwarsa. Dalam jumlah tersebut mampu menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan hingga 1.200 rumah. Salah satu hasulnya yakni kekuatan yang dihasilkan mampu memberikan 654 megawatt jam dalam satu bulan.

Pabrik tersebut mampu menghasilkan recor 355.200 meter kubik biogas pada bulan Mei lalu.

Baca Juga: Harga CPO diramal bakal kembali ke level stabil di tahun 2021

Lisa Hannant selaku manajer dari SA Water mengatakan “Pemanfaatan limbah bir sebagai bahan bakar biogas di lokasi ini dapat menciptakan energi terbarukan bagi kami. Selanjutnya hal ini akan menjadi tantangan untuk mengubah limbah lainnya yang sulit untuk diolah dengan baik,” ungkap Hannant dikutip dari Electrek.

Ide ini muncul dari adanya fenomena penuruanan penjualan bir selama pandemi Covid-19. di Australia. Sebagai contoh, pabrikan sampanye kini merugi hingga $ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun selama masa pandemi.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×