kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkan Uni Soviet invasi Afganistan, Trump dihujat di Twitter


Kamis, 03 Januari 2019 / 10:30 WIB
Benarkan Uni Soviet invasi Afganistan, Trump dihujat di Twitter
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: Tribunwow.com,USA Today | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menimbulkan kegaduhan di jagat maya. Hal itu bermula ketika ia  'membenarkan' keterlibatan bekas Uni Soviet di Afghanistan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam akun Twitter pribadinya yang berbelit-belit pada Rabu (2/1) kemarin dan memicu cemoohan di media sosial.

Trump kemudian menegaskan pernyataannya tersebut dalam pertemuan kabinet yang dilangsungkan pada hari yang sama. "Rusia dulunya adalah Uni Soviet. Afghanistan menjadikannya Rusia karena mereka (Soviet) bangkrut dalam pertempuran di Afghanistan," kata Trump. Ia melanjutkan, alasan Rusia berada di Afghanistan karena teroris pergi ke Rusia dan mereka (Soviet) benar berada di sana..

Dikutip dari laman USA Today, Kamis (3/1/2019), bekas Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada 1979 untuk menopang pemerintahan komunis Afghanistan yang memerangi gerilyawan antikomunis. AS pun mengecam langkah Soviet dan akhirnya membantu pasukan pemberontak.

Di bawah kepemimpinan Presiden Ronald Reagan saat itu, AS memberikan 'bekal' persenjataan, satu diantaranya adalah rudal anti-pesawat. Karena keterlibatan AS, konflik Afghanistan menjadi 'rawa' bagi Uni Soviet dan membuat mereka menghabiskan biaya miliaran dollar AS serta memberikan pukulan bagi reputasi Tentara Merahnya. Itu merupakan salah satu dari banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet.

Para pakar politik tampaknya terkejut mendengar Trump menyebut tindakan Rusia adalah satu hal yang 'benar' untuk menginvasi Afghanistan dalam konflik Perang Dingin.
Menanggapi cuitan Trump di Twitter, seorang Kolumnis konservatif sekaligus Analis Politik, Jonah Goldberg mengatakan, "saya cukup tua untuk mengingat saat dimana Presiden GOP menilai bahwa Uni Soviet benar melakukan penyerangan terhadap Afghanistan,"ujanya.

Sedangkan pengamat serta pakar politik lainnya menilai Trump memiliki pemahaman yang salah tentang sejarah. (Fitri Wulandari)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Donald Trump Dihujat di Twitter Gara-gara Pernyataan soal Afghanistan,




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×