kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berseteru dengan Beijing, Filipina ancam akan minta bantuan AS untuk hadapi China


Jumat, 09 April 2021 / 06:15 WIB
Berseteru dengan Beijing, Filipina ancam akan minta bantuan AS untuk hadapi China
ILUSTRASI. Filipina mengatakan pada Kamis (8/4/2021), pihaknya dapat meminta bantuan Amerika Serikat, karena memiliki perjanjian pertahanan bersama. Dok: Armada Ketujuh AS.


Sumber: Associate Press,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MANILA. Departemen Pertahanan Filipina mengatakan pada Kamis (8/4/2021), pihaknya dapat meminta bantuan Amerika Serikat, karena memiliki perjanjian pertahanan bersama, untuk melindungi kepentingannya di Laut China Selatan.

Hal ini diungkapkan seiring adanya ancaman terselubung di tengah meningkatnya permusuhan dengan China atas karang yang diperebutkan di kawasan tersebut.

Melansir AP, Pemerintah Filipina telah menuntut agar ratusan kapal China yang diduga dioperasikan oleh milisi untuk segera meninggalkan Whitsun Reef, yang diklaim Manila, di wilayah perairan Spratly yang paling diperebutkan. Sedangkan China bersikeras bahwa mereka memiliki wilayah terumbu karang tersebut dan kapal-kapal China berlindung dari laut yang ganas.

Militer Filipina telah mengerahkan penjaga pantai dan patroli angkatan laut di dekat daerah tersebut, menerbangkan pesawat pengintai dan merilis gambar kapal-kapal China, banyak dari mereka tersusun berdampingan saat ditambatkan di terumbu, yang disebut Manila sebagai Julian Felipe. Kebuntuan atas sengketa tersebut telah memicu perdebatan panas antara Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dan Kedutaan Besar China di Manila.

Baca Juga: China: Haruskah kapal perang kami pergi ke Teluk Meksiko untuk menunjukkan kekuatan?

"Ketika situasi di Laut Filipina Barat berkembang, kami tetap membuka semua opsi kami dalam mengelola situasi, termasuk memanfaatkan kemitraan kami dengan negara lain seperti Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Pertahanan Nasional Arsenio Andolong dalam sebuah pernyataan, menggunakan Nama Filipina untuk Laut China Selatan.

Dia menambahkan, "Kami akan terus melakukan pembicaraan dengan AS tentang masalah pertahanan bersama. Kedua belah pihak berkomitmen untuk menjalankan kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama sehingga tidak ada yang berdiri sendiri dalam masalah yang melibatkan hak pertahanan diri inheren kedua negara ini.”

Baca Juga: Kian Panas! Pesawat nirawak China masuk zona terlarang, Taiwan siap menembak jatuh




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×