kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bom mobil meledak di akademi kepolisian Kolombia, tewaskan 21 orang


Jumat, 18 Januari 2019 / 20:31 WIB
Bom mobil meledak di akademi kepolisian Kolombia, tewaskan 21 orang


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BOGOTA. Polisi Kolombia mengatakan 21 orang tewas dan 68 lainnya luka-luka setelah sebuah bom mobil meledak di kawasan akademi kepolisian di Bogota dalam serangan yang memicu kekhawatiran kembalinya kekerasan yang kejam masa lalu yang kejam di negara itu.

Dilaporkan Reuters, dalam serangan pada hari Kamis yang digambarkan pemerintah sebagai aksi terorisme tersebut, sebuah mobil menerobos pos pemeriksaan ke halaman General Santander School sebelum meledak. Kekuatan ledakan tersebut sampai menghancurkan jendela apartemen di dekat lokasi kejadian.

Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden ledakan yang paling mematikan sejak pemerintah mencapai kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak FARC Marxis pada 2016 lalu.

Presiden Kolombia Ivan Duque menyebut ledakan itu sebagai aksi teroris gila terhadap taruna polisi yang tidak bersenjata dan memerintahkan polisi serta militer untuk menemukan pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.

"Kami tidak akan beristirahat sampai kami menangkap dan mengadili para teroris yang terlibat," kata Duque Kamis malam. 

Radio lokal Caracol mengatakan bahwa seorang tersangka telah terungkap. Penyelidik mengidentifikasi pengemudi mobil itu sebagai Jose Aldemar Rojas Rodriguez, yang termasuk di antara yang tewas.

Kendaraan yang dipakai pelaku serangan merupakan sebuah SUV Nissan abu-abu yang membawa 80 kilogram bahan peledak yang populer digunakan oleh gerilyawan Kolombia di masa lalu.

Ledakan bom mobil sendiri sering terjadi di Kolombia selama beberapa dekade perang saudara antara pemerintah dan berbagai kelompok pemberontak. Termasuk dalam aksi kekerasan yang melibatkan kartel narkoba Medellin yang dipimpin oleh mendiang penguasa narkoba Pablo Escobar.

Perang terburuk, yang menewaskan sekitar 260.000 orang dan menyebabkan jutaan orang terlantar, berakhir ketika pemerintah mencapai kesepakatan damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada tahun 2016.

sementara serangan besar terakhir adalah pada Januari 2018 ketika kelompok pemberontak terbesar yang masih aktif yakni Tentara Pembebasan Nasional (ELN), meledakkan sebuah bom di kota pelabuhan Barranquilla. Kejadian ini menewaskan lima petugas polisi dan melukai puluhan lainnya.

ELN, yang terdiri dari sekitar 2.000 pejuang dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah sejak Februari 2017 untuk mengakhiri konflik. Duque, yang menjabat pada Agustus, mengatakan kondisi untuk perundingan perdamaian termasuk ELN yang menangguhkan permusuhan dan melepaskan semua sandera.




TERBARU

[X]
×