kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita dokter Spanyol dan Italia yang terpaksa memilih pasien muda untuk diselamatkan


Jumat, 27 Maret 2020 / 11:43 WIB
Cerita dokter Spanyol dan Italia yang terpaksa memilih pasien muda untuk diselamatkan
ILUSTRASI. Petugas medis di Spanyol. REUTERS/Borja Suarez


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MADRID. Di ruang gawat darurat di salah satu rumah sakit terbesar di Madrid, Dr Daniel Bernabeu menandatangani sertifikat kematian untuk seorang pasien dan segera berbalik untuk membantu pasien lain yang tersedak.

Mengutip Bloomberg, pemandangan di ruangan tersebut sangat menyedihkan. Banyak orang sekarat di ruang tunggu sebelum mereka bahkan dapat dirawat karena korban pandemi virus corona mengalahkan jumlah staf medis.

Dengan beberapa layanan pemakaman dihentikan di ibukota Spanyol dan tidak ada ruang tersisa di kamar mayat, akhirnya, banyak mayat disimpan di gelanggang es utama.

Baca Juga: Ini kejadian di New York: Satu ventilator dibagi untuk dua pasien corona

Bangsal perawatan intensif meluap dan aturan baru menentukan bahwa pasien yang lebih tua memiliki kesempatan untuk dibantu lebih rendah dibandingkan orang yang lebih muda. Dr Bernabeu memberikan alasan, kelompok muda memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup.

"Kakek itu, dalam situasi lain, akan memiliki kesempatan. Tapi ada banyak dari mereka, semuanya sekarat pada saat yang sama," paparnya seperti yang dikutip Bloomberg.

Ketika Covid-19 menyapu benua itu, fokus virus corona beralih ke Spanyol. Jumlah kematian di negara berpenduduk 47 juta orang tersebut sekarang meningkat lebih cepat daripada di China, tempat virus itu pertama kali muncul, dan di Italia, tempat penyakit itu menyerang bulan ini.

Baca Juga: Pasien Nomor 1 Italia pulih: Anda bisa sembuh dari penyakit virus corona

Pihak berwenang Spanyol melaporkan 738 orang lainnya telah kehilangan nyawa mereka. Ini menjadikan Spanyol sebagai negara paling mematikan pada hari Rabu (25 Maret). Sementara di tempat lain, sejumlah negara meluncurkan sejumlah kebijakan untuk menangani hancurnya perekonomian.

Kendati demikian, jumlah kematian harian turun menjadi 655 pada hari Kamis.

Secara total, korban tewas Spanyol sekarang sudah mencapai 4.089 kasus pada minggu ini, menyusul posisi China.

Baca Juga: IDI sebut pasien corona bisa sembuh dalam dua minggu asal jaga imunitas

Perdana Menteri Pedro Sanchez memperingatkan penduduk bahwa sebagian besar dari mereka tidak pernah mengalami ancaman skala ini.

"Hanya yang tertua, yang tahu kesulitan Perang Sipil dan akibatnya, dapat mengingat situasi kolektif yang lebih keras daripada yang sekarang," katanya pada 14 Maret ketika ia memberlakukan kondisi darurat dengan pengeras suara yang berdengung di sekitar Madrid yang memerintahkan orang-orang untuk segera masuk ke rumah masing-masing.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×