kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chevron mengakuisisi Anadarko senilai US$ 33 miliar


Sabtu, 13 April 2019 / 10:00 WIB
Chevron mengakuisisi Anadarko senilai US$ 33 miliar


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Chevron akan mengakuisisi produsen shale oil Anadarko Petroleum Corp dengan nilai US$ 33 miliar dalam bentuk tunai dan saham. Akuisisi ini akan menjadikan Chevron sebagai produsen minyak mentah terbesar kedua dunia.

Total produksi kombinasi kedua perusahaan ini diperkirakan mencapai 3,9 juta barel setara minyak per hari alias barrels of oil equivalent per day (boepd). Chevron akan menduduki posisi kedua setelah Exxon Mobil Corp di antara perusahaan publik. Posisi ini naik dari sebelumnya urutan keempat.

Akuisisi ini akan memperluas jangkauan Chevron di dua area Amerika Serikat (AS) yang mencatat rekor produksi energi, yakni shale di Permian Basin, sebelah barat Texas dan New Mexico. Chevron juga akan memiliki produksi gas alam cair (LNG).

"Chevron kini bergabung dengan barisan ultra majors, dan big three kini menjadi big four," kata Roy Martin, senior analyst Wood Mackenzie kepada Reuters. Menurut hitungan Wood Mackenzie, perusahaan gabungan ini akan memproduksi 1,6 juta boepd di AS dan 3,9 juta boepd secara global pada tahun ini.

Martin menambahkan bahwa akuisisi ini menjadikan kelompok utama sektor migas lebih terpolarisasi. "Exxon Mobil, Chevron, Shell, dan BP kini berada di liga mereka sendiri," imbuh Martin.

Perusahaan-perusahaan ini beralih ke shale dan teknik revolusioner fracking untuk mengekstraksi minyak. Ini lebih murah dan menghasilkan minyak lebih cepat daripada proyek lepas pantai dan proyek LNG yang lebih mahal dan perlu waktu lama untuk menghasilkan.

Booming shale oil and gas membalikkan penurunan panjang produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan mendorong produksi minyak Paman sam ke rekor 12 juta barel per hari. Tingkat produksi ini menjadikan AS sebagai negara dengan produksi minyak terbesar dunia.

Chief Executive Officer Chevron Mike Wirth mengatakan, kesepakatan ini menawarkan kecocokan yang unik karena kedua perusahaan beroperasi di bidang yang sama. Chevron berharap, shale menghasilkan laba untuk unit jaringan pipa, perdagangan dan pengolahan.

"Kami adalah perusahaan terbaik untuk digabungkan dengan Anadarko dan Anadarko adalah perusahaan terbaik untuk digabungkan dengan kami," kata Wirth.

Janji Chevron untuk menahan belanja selama ini menjadikan perusahaan minyak ini sebagai favorit di antara saham energi. Harga saham Chevron naik 13,8% tahun ini. Chevron berencana menjual US$ 15 miliar aset dalam beberapa waktu untuk mengimbangi kesepakatan Anadarko.

Akuisisi ini adalah akuisisi terbesar sejak pembelian BG Group oleh Royal Dutch Shell pada tahun 2016. Akuisisi ini memicu spekulasi bahwa produsen shale lain juga akan menjadi sasaran akuisisi.

Chevron, Exxon, Royal Dutch Shell Plc dan BP Plc melewatkan fase pertama booming shale ketika produsen independen yang lebih gesit seperti Anadarko memelopori teknologi shale dan menyewakan areal Permian dengan harga murah.

Analis memperkirakan konsolidasi lebih lanjut perusahaan-perusahaan yang lebih kecil yang merevolusi industri lewat pengeboran horisontal dan fracking hidrolik.

Chevron telah memiliki 2,3 juta hektare Permian Basin. Kedua perusahaan ini akan memiliki koridor gabungan sepanjang 120 kilometer di seluruh lembah Delaware di Permian, perbatasan Texas-New Mexico.

"Kami melihat Chevron muncul sebagai pemimpin di antara para pemain Permian, baik dari sisi pertumbuhan produksi dan dari sisi biaya," kata Per Magnus Nysveem, head of analysis Rystad Energy.




TERBARU

[X]
×