kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapen terbesar dunia, GPIF kehilangan aset kelolaan US$ 164,7 miliar akibat corona


Jumat, 03 Juli 2020 / 18:09 WIB
Dapen terbesar dunia, GPIF kehilangan aset kelolaan US$ 164,7 miliar akibat corona
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sign of Japan's Government Pension Investment Fund (GPIF) is seen after a news conference in Tokyo, Japan, April 1, 2016. REUTERS/Thomas Peter/File Photo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak bagi perusahaan dana pensiun (Dapen) terbesar di dunia Government Pension Investment Fund (GPIF) Jepang. Dapen pelat merah itu kehilangan aset kelolaan ¥ 17,7 triliun setara dengan US$ 164,7 miliar sepanjang kuartal pertama 2020.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (3/7), penurunan dana kelolaan itu tercatat paling tajam sejak April 2008. Pasca mengalami kehilangan hingga 11%, GPIF hanya memiliki aset kelolaan senilai ¥ 150,63 triliun. Penurunan itu diakibatkan memburuknya portofolio investasi pada saham asing lalu ekuitas domestik.

GPIF sendiri baru saja merombak jajaran direksi dan mengubah strategi alokasi investasi yang lebih fokus pada utang luar negeri. Kerugian itu, otomatis menghapuskan keuntungan untuk tahun fiskal bagi Dapen itu.

Baca Juga: Corona di Jepang: Kembali catat rekor kasus, Tokyo ogah berlakukan keadaan darurat

Tak sampai disitu, kini GPIF mendapat perhatian publik dan politik. Lantaran jaminan sosial tetap menjadi perhatian utama bagi puluhan juta pensiunan Jepang.

"Penurunan ekuitas domestik dan asing menyebabkan pengembalian negatif untuk tahun fiskal. Kedua pasar ekuitas berkinerja kuat selama 2019 bahkan di bawah tekanan dari negosiasi perdagangan AS-China. Namun pandemi global coronavirus menyebabkan para investor mengambil sikap mengambil risiko,” ungkap Presiden GPIF Masataka Miyazono.

Ia menjelaskan, obligasi luar negeri yang menjadi satu-satunya aset utama penghasil pengembalian triwulanan yang positif. Sekuritas naik 0,5%, dibandingkan dengan kerugian 0,5% untuk obligasi domestik, 18% untuk ekuitas lokal dan 22% untuk saham asing.

Pada bulan April, GPIF meningkatkan alokasi asetnya ke obligasi asing sebesar 10 poin persentase menjadi 25%, sambil menjaga target untuk saham asing dan domestik tidak berubah pada 25%.

Naoki Fujiwara, kepala fund manager di Shinkin Asset Management Co., mengatakan kerugian akan terus berlanjuti. Ia melihat ekuitas telah pulih sejak Maret, sehingga dana pensiun harus menutup kerugian untuk periode April-Juni.




TERBARU

[X]
×