kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delegasi Taliban Afghanistan mengunjungi Moskow untuk pembicaraan perdamaian


Senin, 27 Mei 2019 / 22:16 WIB
Delegasi Taliban Afghanistan mengunjungi Moskow untuk pembicaraan perdamaian


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - KABUL. Delegasi Taliban yang dipimpin oleh ketua negosiator gerakan itu akan mengunjungi Moskow minggu ini untuk menghadiri upacara yang diperkirakan akan diikuti oleh pembicaraan tidak resmi dengan para politisi senior Afghanistan mengenai proses perdamaian, kata para pejabat pada hari Senin.

Mengutip Reuters, Senin (27/5), pertemuan potensial tersebut terjadi selama upaya diplomatik yang meningkat untuk menghidupkan kembali pembicaraan yang macet antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, menyusul kegagalan rencana kumpul-kumpul bersama di ibukota Qatar, Doha bulan lalu.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan, delegasi yang beranggotakan 14 orang, dipimpin oleh Mullah Baradar Akhund, akan menghadiri upacara pada hari Selasa untuk menandai pembentukan hubungan diplomatik antara Rusia dan Afghanistan.

Delegasi itu juga akan bertemu para politisi dan tetua Afghanistan pada hari berikutnya untuk membahas masa depan negara itu, katanya, tanpa memberikan perincian.

Tidak jelas apa pejabat Afghanistan akan hadir, tetapi mantan presiden Hamid Karzai bepergian ke Moskow bersama dengan pejabat dari kantornya, kata seorang juru bicara.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Afghanistan mengatakan duta besar Afghanistan di Moskow akan menghadiri upacara itu tetapi tidak jelas apakah ia akan bertemu dengan delegasi Taliban.

Taliban telah berbicara dengan para diplomat Amerika Serikat (AS) selama beberapa bulan dan telah mencapai kesepakatan luas tentang penarikan pasukan internasional dari Afghanistan. 

Tetapi mereka sejauh ini menolak untuk berbicara dengan pemerintah yang didukung Barat di Kabul yang mereka anggap sebagai rezim "boneka" yang diberlakukan asing.

Untuk mempersiapkan jalan bagi kemungkinan negosiasi perdamaian di masa depan, negara-negara lain telah berusaha memfasilitasi pembicaraan informal antara Taliban dan perwakilan masyarakat sipil dan lembaga-lembaga negara.




TERBARU

[X]
×