kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diduga gagal cegah fraud US$ 2 miliar, dua pejabat Punjab National Bank dipecat


Minggu, 20 Januari 2019 / 20:24 WIB
Diduga gagal cegah fraud US$ 2 miliar, dua pejabat Punjab National Bank dipecat


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pemerintah India telah memecat dua pejabat eksekutif Punjab National Bank (PNBK) yang diduga gagal mencegah terjadinya fraud senilai US$ 2 miliar. Pemecatan dua direksi itu dilakukan setelah setahun kasus fraud atau penipuan pinjaman bank terbesar kedua India itu terungkap ke publik dan menyeret pemerintah ke dalam kontoversi.

Menurut sumber Reuters yang dikutip Minggu (20/1), pencopotan dua direktur eksekutif dilakukan setelah polisi setempat menuduh keduanya telah melanggar pedoman bank sentral. Itu merupakan pemecatan pertama yang dilakukan terhadap karyawan bank itu setelah miliarder perhiasan India Nirav Modi bersama dengan pamannya terungkap selama bertahun-tahun mengumpulkan miliaran dollar kredit luar negeri berkonspirasi dengan staf bank tersebut dengan cara yang curang.

Dalam keterbukaan informasinya di bursa saham India, PNBK menyampaikan bahwa pemerintah telah mencopot K. Veera Brahmaji Rao and Sanjiv Sharan dari jajaran direksi perusahaan. Namun, tidak disebutkan alasan pemberhentian keduanya.

Sumber dari internal PNBK yang menegetahui masalah tersebut namun menolak untuk disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah memecat dua direksi itu karena dinilai gagal menggunakan jaringan pembayaran global SWIFT untuk mendeteksi penipuan. Sementara seorang pejabat pemerintah mengatakan keduanya tidak dapat mengawasi dan telah lalai dalam menjalankan tugasnya.

Bank yang berusia 124 tahun itu dalam beberapa bulan terakhir telah menerima kembali 21 karyawannya yang ditangguhkan segera setelah penipuan itu diketahui publik karena mereka harus menghadapi panggilan polisi.




TERBARU

[X]
×