kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FAO: Harga pangan dunia mencapai level tertinggi dalam 7 tahun


Jumat, 09 April 2021 / 11:10 WIB
FAO: Harga pangan dunia mencapai level tertinggi dalam 7 tahun
ILUSTRASI. Ladang gandum.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - ROMA. Harga pangan dunia dilaporkan kembali meningkat pada bulan Maret 2021. Ini menandai kenaikan harga pangan selama 10 bulan berturut-turut. Badan pangan PBB juga mencatat ini sebagai kenaikan tertinggi sejak Juni 2014.

Melalui indeks harga pangan bulanan yang dilaporkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), bulan Maret mencatat 118,5 poin, sedikit lebih rendah dari 116,1 poin di bulan Februari.

FAO mengatakan bahwa panen biji-bijian di seluruh dunia tetap berada di jalur untuk mencapai rekor tahunan pada tahun 2020, menambahkan bahwa indikasi awal menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam produksi tahun ini.

Di antara jenis biji-bijian utama, harga ekspor gandum turun paling tajam, turun 2,4% pada bulan Maret. FAO melihat ini sebagai dorongan prospek produksi untuk panen tahun 2021.

Dikutip dari Reuters, indeks harga minyak nabati FAO melonjak 8% dalam sebulan untuk mencapai level tertinggi sejak Juni 2011. Lonjakan ini didorong oleh harga minyak sawit, kedelai, dan minyak bunga matahari.

Baca Juga: Program bantuan vaksin COVAX telah berhasil menjangkau lebih dari 100 negara

Harga susu turut naik selama 10 bulan berturut-turut. FAO mengatakan salah satu pendorong di sektor ini adalah susu bubuk, yang didorong oleh lonjakan impor di Asia, terutama China, karena kekhawatiran tentang pasokan jangka pendek.

Indeks daging naik 2,3%, tapi FAO menyebut indeks tersebut masih sedikit turun dalam skala tahun ke tahun. FAO mengatakan harga unggas dan daging babi meningkat, didukung oleh laju impor yang cepat oleh negara-negara Asia, terutama China.

Harga gula turun 4% bulan ke bulan, tetapi masih naik 30% dalam setahun. Penurunan harga gula ini didorong oleh prospek ekspor besar dari India.

FAO juga mencatat kenaikan produksi gandum global yang mencapai 785 juta ton tahun ini, naik 1,4% dari periode yang sama di tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh rebound tajam yang diantisipasi di sebagian besar Eropa dan ekspektasi rekor panen di India.

Hasil panen di atas rata-rata juga diharapkan tercatat pada jagung, dengan rekor tertinggi mungkin akan dicatat oleh Brasil dan Afrika Selatan.

Pada musim pemasaran 2020-2021 ini, FAO memperkirakan pemanfaatan biji-bijian global ada di angka 2,777 miliar tn. Sebagian besar didorong oleh tingginya penggunaan pakan gandum dan barley di China.

Selanjutnya: AS resmi salurkan kembali bantuan kemanusiaan ke Palestina, US$ 235 juta disiapka




TERBARU

[X]
×