kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Generasi baru bank digital jajal masuk ke pasar minoritas


Kamis, 13 Mei 2021 / 22:30 WIB
Generasi baru bank digital jajal masuk ke pasar minoritas
ILUSTRASI. Generasi baru bank digital jajal masuk ke pasar minoritas


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa kelompok bank digital yang baru muncul tampaknya mulai menyasar untuk masuk ke kaum-kaum minoritas. Mereka mulai menargetkan pada komunitas orang-orang yang dinilai belum dipenuhi oleh pemberi pinjaman arus utama yang ada saat ini.

Terbaru, ada Daylight yang rencananya akan rilis musim panas ini dengan target pada komunitas LGBTQ.

Beberapa fitur yang tersedia dalam layanannya sebisa mungkin dibuat ramah terhadap 30 juta orang Amerika yang diperkirakan masuk dalam kategori LGBTQ, seperti membuat akun dengan nama baru mereka meskipun beda dengan nama asli di kartu identitas dan memungkinkan untuk menerima pelatihan keuangan yang tujuannya disesuaikan dengan kebutuhan komunitas LGBTQ.

Kehadiran Daylight yang mencoba untuk masuk ke pasar minoritas sejatinya bukanlah hal baru di Amerika Serikat. Sebelumnya, ada bank digital lainnya yang memiliki tujuan sama seperti First Boulevard dan Greenwood untuk komunitas orang kulit hitam, Cheese Financial untuk komunitas Asia, dan Majority untuk kelompok imigran.

Baca Juga: Apple gelar acara penting pada 9 Maret

“Mengembangkan layanan perbankan “di sekitar identitas masyarakat, seperti ras dan orientasi seksual adalah pendekatan modern," ujar CEO perusahaan riset Fintech Today seperti dikutip dari  Reuters, Kamis (13/5).

Umumnya, kehadiran beberapa bank digital untuk komunitas ini berawal dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di AS. Sebut saja First Boulevard yang hadir setelah peristiwa penyiksaan George Floyd yang akhirnya menumbuhkan kesadaran bahwa komunitas kulit hitam juga perlu dibantu untuk membangun kekayaan yang selama ini masih terlihat timpang.

Daylight pun hadir juga akibat peristiwa masa lalu yang dialami pendirinya, Billie Simmons. Wanita transgender ini sempat mengalami kesulitan ketika harus mengubah nama dalam rekeningnya.

"Ini adalah pengingat emosional yang terus menerus bahwa sistem akan selalu melihat saya sebagai pribadi yang dulu dan tidak akan membiarkan saya melanjutkan hidup. Sistem perbankan ini tidak dirancang untuk kami," ujar Simmons.

Kehadiran bank-bank digital yang menargetkan kelompok minoritas ini ternyata juga menarik minat investor. Pada tahun 2020, mereka berhasil memperoleh dana hingga US$ 318 juta dari investor.

Baca Juga: Perbankan berharap bisa menikmati kenaikan NIM 2021 ini

Dalam kesepakatan di tahun 2021, sudah ada dana hingga US$ 86 juta yang masuk pada bank-bank digital tersebut. Suntikan sebanyak US$ 40 juta ditujukan pada Greenwood yang berasal dari lembaga keuangan AS, seperti Truist Financial Corp, JP Morgan Chase & Co, dan Bank of America Corp.

Kesempatan bank-bank digital ini untuk berkembang dinilai juga memiliki peluang yang besar mengingat branding dan penawaran yang diberikan mampu mengalahkan layanan bank besar. Hanya saja, mereka perlu cepat untuk memperluas basis pelanggan dengan membangun merek yang beresonansi dengan komunitas yang ingin dilayani.

"Anda bisa membuat kesalahan dengan sangat mudah karena Anda tidak akan pernah menarik setiap orang di komunitas itu. Ini adalah komunitas tetapi tidak semua orang adalah salinan," kata Sarah Kocianski, kepala penelitian di konsultan fintech 11: FS.

Selanjutnya: Bersiap jadi bank digital, segini modal inti BRI Agro




TERBARU

[X]
×