kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi gelombang kedua corona, Prancis perpanjang jam malam


Jumat, 23 Oktober 2020 / 15:45 WIB
Hadapi gelombang kedua corona, Prancis perpanjang jam malam
ILUSTRASI. Prancis jadi salah satu negara di Eropa yang merasakan dampak serangan gelombang kedua corona.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Prancis memutuskan untuk memperpanjang jam malam setelah mulai merasakan dampak dari gelombang kedua corona yang juga dirasakan di banyak negara Eropa.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan jam malam yang diberlakukan minggu lalu di Paris dan delapan kota lainnya akan diperpanjang ke 38 kota lagi.

Aturan jam malam ini akan membatasi setidaknya 46 juta penduduk Prancis untuk beraktivitas di malam hari. Pemerintah meminta penduduk untuk tetap berada di rumah dari pukul 9 malam hingga 6 pagi.

"Gelombang kedua dari epidemi virus korona sekarang sedang berlangsung di Prancis dan Eropa. Situasinya sangat serius," ungkap Castex dalam konferensi persnya hari ini, Jumat (23/10), seperti dikutip Reuters.

Pada kesempatan yang sama, pemerintah Prancis juga mengumumkan tambahan 41.622 kasus baru, merupakan rekor baru bagi negara tersebut. Saat ini total kasus corona di Prancis telah mencapai 999.043 kasus.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengabarkan bahwa saat ini lebih dari 5,3 juta orang di seluruh Eropa telah tertular Covid-19, dengan jumlah korban meninggal mencapai 204.000. 

Baca Juga: Sejumlah negara Eropa ini terancam serangan corona gelombang kedua

Selain Prancis, beberapa negara Eropa lain juga mulai merasakan dampak gelombang kedua corona. Jerman misalnya, negara ini baru saja melaporkan tambahan kasus baru sebanyak lebih dari 10.000 kasus dalam sehari untuk pertama kalinya. Pemerintah Jerman langsung memperpanjang travel warnings ke Swiss, Irlandia, Polandia, Austria, dan Italia.

Sementara Spanyol, minggu ini resmi menjadi negara Eropa pertama yang mencatat 1 juta kasus. Menteri Kesehatan Salvador Illa mengatakan epidemi sekarang sudah di luar kendali.

Di awal pandemi, Eropa sempat mendapat pujian karena dianggap berhasil menekan angka infeksi dan kematian berkat respons cepat para pemimpin negaranya.

Sayangnya, sejak kebijakan lockdown mulai dicabut pada bulan Juni, lonjakan kasus terus terjadi dan kini semakin buruk.

Selanjutnya: Kasus corona global tembus 40 juta, bertambah 10 juta dalam satu bulan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×