kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imelda Marcos, mantan ibu negara Filipina, dinyatakan bersalah atas 7 kasus korupsi


Jumat, 09 November 2018 / 17:41 WIB
Imelda Marcos, mantan ibu negara Filipina, dinyatakan bersalah atas 7 kasus korupsi


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pengadilan antikorupsi Filipina memerintahkan penangkapan mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos setelah menjatuhkan keputusan bersalah atas tujuh tuduhan korupsi selama dua dekade pemerintahan suaminya, Ferdinand Marcos.

Imelda Marcos, 89 tahun, yang terkenal dengan koleksi sepatu, perhiasan, dan barang seni ini bisa menghindari penangkapan dan tetap bebas jika dia mengajukan banding atas keputusan tersebut. Jika ditolak, dia bisa menantangnya di Mahkamah Agung.

Dalam pernyataan, Marcos mengungkapkan bahwa pengacaranya tengah mempelajari keputusan itu dan berniat melayangkan mosi peninjauan kembali. Imelda menghadapi lusinan kasus korupsi yang berlarut-larut sejak keluarganya digulingkan oleh pemberontakan rakyat yang didukung kekuatan militer pada tahun 1986 lalu.

Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara antara enam hingga 11 tahun untuk setiap tuduhan kasus korupsi. Imelda didakwa telah melakukan tujuh transfer bank dengan nilai total US$ 200 juta ke yayasan Swis selama masa jabatannya sebagai gubernur Manila.

Keputusan ini muncul hampir 30 tahun setelah pengajuan kasus. Menurut aturan Sandiganbayan, mantan ibu negara ini memiliki waktu 15 hari dari pengundangan keputusan untuk mengajukan banding. Setelah itu, pengadilan memiliki 30 hari untuk memutuskannya.

Imelda Marcos, adalah anggota kongres yang telah menjabat tiga periode. Dia mengajukan diri sebagai kandidat gubernur Ilocos Norte menggantikan putrinya, Imee Marcos yang berusia 62 tahun. Di wilayah ini, kubu keluarga Marcos masih memiliki dukungan kuat. Imee mencalonkan diri sebagai senat Filipina untuk tahun depan.

Sekadar mengingatkan, Ferdinand Marcos memerintah Filipina selama dua dekade. Dia menempatkan negara kepulauan ini di bawah darurat militer pada 1972. Dia dituduh mengumpulkan lebih dari US$ 10 miliar ketika menjabat dan meninggal di pengasingan pada 1989. Presiden Filipina saat ini Rodrigo Duterte memiliki hubungan kuat dengan keluarga Marcos.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×