kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia dan India favorit investor


Jumat, 23 Desember 2016 / 10:00 WIB
Indonesia dan India favorit investor


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

TOKYO. Arah ekonomi Amerika Serikat di bawah kendali Donald Trump alias Trumponomics dipastikan mengubah selera investasi pelaku pasar. Meski dollar AS berpeluang pulang kampung lebih besar, sebagai investor global masih memilih Indonesia dan India sebagai pilihan investasi terfavorit di tahun 2017.

Survei Bloomberg terhadap sejumlah perusahaan aset manajemen menyebutkan, India dan Indonesia menjadi negara yang paling popular bagi investor. Dua negara ini menjadi pilihan investasi tahun 2017 ketimbang negara lain di kawasan emerging markets.

Dus, obligasi, mata uang dan saham di pasar India dan Indonesia menjadi pilihan utama investor global. Masakatsu Fukaya, analis Mizuho Bank Ltd mengatakan, saat ini sejumlah trader lebih menyukai berinvestasi pada mata uang India yakni rupee dan mata uang rupiah Indonesia.

Fukaya menilai, kedua negara tersebut memiliki fundamental ekonomi baik. "Yang terbaik adalah India. Ruang untuk penurunan suku bunga bisa terjadi dan dapat menarik arus masuk dana," katanya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (22/12).

BNP Paribas SA merekomendasikan buy rupiah Indonesia karena imbal hasilnya lebih tinggi. Return tinggi rupiah karena pertumbuhan ekonomi Indonesia diuntungkan sebagai negara penghasil komoditas.

Tapi, meski disukai sebagai negara favorit investor, Morgan Stanley dan Societe Generale SA mengingatkan, rupiah dan rupee berpotensi mengalami penurunan pada tahun 2017. Sebab, kedua mata uang tersebut sensitif terhadap kebijakan Trump.

HSBC Global Asset Management menilai obligasi Indonesia menawarkan return paling baik. Sementara, pilihan saham terbaik jatuh ke negara Indonesia, India dan Filipina.

Sedangkan, nasib yuan China dan won Korea Selatan (Korsel) diprediksi berbanding terbalik dengan keperkasaan Indonesia dan India. Mata uang dua negara kuat Asia ini diramal bakal merosot alias bearish di 2017.

Korsel dihindari

Credit Agricole CIB menyebut, mata uang yuan berpeluang terdepresiasi karena China menghadapi ketidakseimbangan neraca pembayaran.

Korsel menjadi negara yang paling dihindari karena Trumponomics sangat berimbas besar terhadap ekonomi Negeri Gingseng. Apalagi, Korsel saat ini tengah mengalami gejolak politik. 




TERBARU

[X]
×