kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Izin terbang Boeing 737 Max belum akan keluar hingga akhir tahun ini


Kamis, 12 Desember 2019 / 21:38 WIB
Izin terbang Boeing 737 Max belum akan keluar hingga akhir tahun ini
ILUSTRASI. Izin terbang Boeing 737 Max belum akan keluar hingga akhir tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Aviation Administration (FAA) memastikan belum akan menyetujui pesawat jenis Boeing 737 Max terbang hingga akhir tahun. Regulator penerbangan Amerika Serikat (AS) ini masih menyelidiki masalah produksi pesawat itu.

Dalam rapat dengar pendapat dengan anggota parlemen AS, Administrator FAA Steve Dickson mengatakan, Boeing 737 MAX masih harus menyelesaikan sejumlah langkah agar diperbolehkan terbang.

Baca Juga: Terpopuler: Proyek Erick Thohir di Garuda, empat fakta di balik penjualan aset WSKT

Boeing mengatakan, penundaan signifikan dalam persetujuan terbang 737 MAX bisa membuat perusahaan produsen pesawat mengurangi atau bahkan menghentikan produksi pesawat. Itu bisa berdampak pada seluruh rantai pasokan global dan untuk sejumlah pelanggan maskapai.

Kepada Reuters seperti dikutip Kamis (12/12), penjabat FAA mengatakan, persetujuan terbang kemungkinan baru bisa dikeluarkan pada Januari 2020, meskipun beberapa pejabat AS berpikir kemungkinan setidaknya baru bisa pada Februari. Sementara maskapai penerbangan menyebut, mereka membutuhkan 30 hari atau lebih untuk mempersiapkan jet dan kru begitu FAA memberikan izin untuk penerbangan.

Dalam kesaksiannya, mantan manajer senior di Boeing 737 Factory di Washington, Erdward Pierson menggambarkan hubungan antara sensor Angle of Attack yang rusak dalam dua kecelakaan 737 MAX yang melibatkan Lion Air dan Ethiopian Airlines dan menewaskan 346 orang.

Baca Juga: FAA probes Boeing 737 MAX production, ex-manager warns of a factory in chaos

Menurutnya, kondisi itu sangat mengkhawatirkan lantaran Boeing lebih memprioritaskan kecepatan produksi ketimbang kualitas dan keamanan.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa sensor-sensor ini gagal pada beberapa penerbangan hanya beberapa bulan setelah pesawat diproduksi di sebuah pabrik yang sering mengalami masalah kabel dan masalah uji fungsional. Saya menyaksikan sebuah pabrik dalam kekacauan," kata Pierson pada persidangan.

Anggota parlemen AS mempertanyakan kepada Dickson tentang analisis internal FAA yang dihasilkan setelah kecelakaan fatal pertama pada penerbangan Lion Air di Indonesia tahun lalu dan mengapa tidak segera menarik izin terbang untuk jenis pesawat yang sama sebagai tindakan pencegahan kecelakaan.

Baca Juga: Dituduh pakai komponen cacat di 737 NG, FAA ancam denda US$ 3,9 juta kepada Boeing

"Terlepas dari perhitungannya sendiri, FAA melempar dadu pada keselamatan publik yang bepergian dan membiarkan 737 MAX terus terbang sampai Boeing dapat merombak perangkat lunak MCAS-nya," kata Perwakilan Peter DeFazio.

Boeing mengklaim telah memperkuat prosedur penerbangan standar saat bekerja pada perbaikan perangkat lunak begitu kecelakanaan Lion Air terjadi. Perusahaan ini mengaku konsisten mengikuti analisis dan proses yang ditetapkan FAA.




TERBARU

[X]
×