kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang mengkaji stimulus lain untuk menopang ekonomi yang hancur akibat virus corona


Jumat, 08 Mei 2020 / 13:58 WIB
Jepang mengkaji stimulus lain untuk menopang ekonomi yang hancur akibat virus corona
ILUSTRASI. Ilustrasi corona di Jepang


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Ekonomi Jepang menyatakan, Jepang akan melihat langkah-langkah tambahan untuk meredam pukulan ekonomi akibat pandemi virus corona. Hal ini menandakan bahwa langkah-langkah stimulus lebih lanjut akan hadir di tengah ancaman resesi ekonomi.

Mengutip Reutes, Jumat (8/5), Jepang menyusun paket stimulus ekonomi senilai US$ 1,1 triliun pada April yang berfokus pada bantuan tunai untuk rumah tangga dan pinjaman untuk usaha kecil yang dirugikan akibat pandemi.

Baca Juga: Imbas corona, belanja rumah tangga Jepang anjlok ke level terendah dalam lima tahun

Pembuat Undang-Undang koalisi yang berkuasa sedang meningkatkan seruan untuk bantuan lebih lanjut, karena keputusan pemerintah pada Senin untuk memperpanjang keadaan darurat sampai Mei menambah kemungkinan lebih banyak kebangkrutan dan kehilangan pekerjaan.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, pemerintah akan mencari cara untuk menawarkan bantuan sewa bagi bisnis dan membantu mahasiswa yang kehilangan pekerjaan paruh waktu untuk membayar uang kuliah.

"Kami bergerak cepat untuk meneliti langkah-langkah lebih lanjut yang diperlukan, dengan berkonsultasi dengan perdana menteri dan koordinasi erat dengan koalisi yang berkuasa," ujar Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura dalam konferensi pers.

Partai Demokrat Liberal yang berkuasa akan mengajukan proposal kepada Abe termasuk rencana bagi pemerintah untuk menutupi dua pertiga dari sewa untuk usaha kecil yang terkena pandemi hingga enam bulan, menurut pemberitaan surat kabar Nikkei.

Poin penting adalah bagaimana cara membayar rencana tersebut. Beberapa anggota parlemen menuntut pemerintah menyusun anggaran tambahan kedua, menyusul yang disatukan untuk sebagian dana paket US$ 1,1 triliun.

Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan setiap pengeluaran tambahan pertama-tama harus ditanggung oleh cadangan senilai 1,5 triliun yen (US$ 14 miliar) yang disisihkan pada anggaran tambahan pertama.

Baca Juga: Aktivitas sektor jasa Jepang melorot ke rekor terendah pada April akibat virus corona

"Kami belum tahu seberapa besar paket belanja baru itu nantinya," kata Aso pada briefing hari Jumat. "Kami tidak pada tahap untuk mengatakan kapan dan berapa banyak pemerintah perlu menghabiskan (dana)," imbuhnya.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan ekonomi Jepang kemungkinan menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut dalam tiga bulan pertama tahun ini. Hal ini memenuhi definisi teknis dari resesi karena pandemi menghancurkan konsumsi dan aktivitas bisnis.

Jepang telah melaporkan lebih dari 16.000 kasus virus corona dengan 603 kematian.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×