kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jesse Klaver, politikus Belanda berdarah Indonesia


Senin, 20 Maret 2017 / 12:00 WIB
Jesse Klaver, politikus Belanda berdarah Indonesia


Sumber: Kompas.com | Editor: Rizki Caturini

AMSTERDAM. Berwajah tampan, bak Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan berkharisma seperti mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Itulah label yang sedang disandang Jesse Klaver.

Usianya memang baru 30 tahun, namun nama Klaver saat ini menjadi sosok yang hangat diperbincangkan di Belanda, saat ini. Tidak sedikit yang menyebutnya sebagai Kennedy baru dari Eropa.

Klaver tidak terbantahkan lagi adalah rising star di kancah politik negeri Kincir Angin. Namun siapa sangka politisi yang merupakan Ketua Partai Hijau (GroenLinks) ini memiliki darah Indonesia?

Dia lahir di Roosendaal, 1 Mei 1986. Ayahnya keturunan Maroko, sementara  ibunya berdarah campuran Indonesia–Belanda. Sepak terjang politik Klaver sudah dimulai ketika dia baru berumur 24 tahun. Di tahun 2010, Klaver terpilih sebagai anggota parlemen Belanda.

Saat itu, dia langsung dipercaya menjabat sebagai Juru bicara partai untuk bidang sosial, tenaga kerja, pendidikan, dan olahraga.
Pada Mei 2015, Klaver terpilih sebagai Ketua Umum baru Partai Hijau dan partai ini pun langsung "naik daun".

Pidato yang enerjik dibalut dengan musik beraliran electronic dance (EDM), lengkap dengan slogan politik, “Jesse, We Can”, seolah menghipnoptis banyak warga Belanda.

Warga Belanda seolah rindu dengan sosok baru di kancah perpolitikan mereka. Mengutip dari laman Mashable, salah satu kemiripan lain Klaver dengan Trudeau adalah sikap hangat yang diperlihatkan terhadap para imigran.

Sebagai putra imigran, Klaver yang berhaluan kiri progresif menyatakan pentingnya politik inklusif dan toleransi dengan menolak islamophobia, Xenophobia, dan kebijakan populis lainnya yang bersifat memecah. 

"Saya adalah produk imigrasi. Di Belanda, kita harus menunjukkan bahwa populisme bisa dihentikan. Alternatifnya adalah kita," ucap politisi muda berkulit coklat terang itu. Dia pun berulangkali menegaskan pentingnya keterbukaan dan toleransi.

Klaver berpotensi menjadi kingmaker pemerintahan baru Belanda setelah berhasil memimpin Partai Hijau melipatgandakan kursinya di parlemen dari empat menjadi 14. Angka tersebut merupakan pencapaian yang sangat fenomenal.

Partai Hijau pun menjadi partai berhaluan kiri terbesar di Belanda saat ini, menumbangkan Partai Buruh yang terpuruk di pemilu.

Ketika dibandingkan dengan Trudeau, lulusan ilmu sosial ini pun hanya menjawabnya dengan canda. “Saya sangat cemburu dengan otot badan Trudeau, karena saya tidak berotot," ucap dia.

(Glori K. Wadrianto)




TERBARU

[X]
×