kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepemilikan surat utang Amerika Serikat oleh China merosot


Kamis, 16 Mei 2019 / 19:38 WIB
Kepemilikan surat utang Amerika Serikat oleh China merosot


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kepemilikan China atas obligasi Amerika Serikat (AS) berada pada posisi terendah dalam hampir dua tahun terakhir di bulan Maret 2019. Hal ini merupakan dampak dari ketidakpastian kesepakatan perdagangan antara Beijing dan Washington.

Melansir Reuters, Kamis (16/5) menurun untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir menjadi US$ 1,12 triliun di bulan Maret 2019. Posisi ini merupakan yang terendah sejak Mei 2017 lalu yang sempat menyentuh US$ 1,1 triliun. Di samping itu, posisi di bulan Maret 2019 juga menurun pesat dari data bulan Februari sebesar US$ 1,13 triliun.

Terlepas dari penurunan kepemilikan obligasi treasury terebut, China tercatat masih menjadi kreditor AS terbesar di dunia. Penurunan kepemilikan tersebut dipandang sebagai opsi tak biasa oleh sebagian analis. Hanya saja, hal seperti ini memang kerap terjadi dalam negosiasi perdagangan antar dua negara.

Sejak pekan lalu, ada spekulasi yang menyebut langkah China menjual utangnya merupakan balasan atas kenaikan tarif ekspor sebesar US$ 200 miliar oleh AS.

Kendati kepemilikan surat utang AS di China turun, negara lain seperti Jepang justru menaikkan kepemilikan obligasi menjadi US$ 1,07 triliun per Maret 2019. Tertinggi sejak November 2017 atau naik US$ 6 miliar dari bulan Februari 2019.

Sementara itu, investor asing tetap melanjutkan penjualan tresuri pada bulan Maret karena imbal hasil 10 tahun AS turun ke posisi terendah dalam 15 bulan terakhir. Sentimen ini muncul setelah Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan tidak akan menaikkan bunga di 2019.

Investor setidaknya sudah menjual sebanyak US$ 12,53 miliar surat utang Pemerintah AS di bulan Maret. Setelah pembelian di bulan sebelumnya sebesar US$ 19,91 miliar.




TERBARU

[X]
×