kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korban tewas pertama Covid-19 di Taiwan, pasien terbaru di negara itu


Senin, 17 Februari 2020 / 07:44 WIB
Korban tewas pertama Covid-19 di Taiwan, pasien terbaru di negara itu
ILUSTRASI. Konferensi pers kematian pertama kasus Covid-19 di Taiwan


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - Taipei. Taiwan melaporkan kematian pertama kasus virus corona baru (COVID-19). Korban adalah seorang lelaki berusia 61 tahun yang tinggal di Taiwan tengah, menurut Pusat Kendali Epidemi Taiwan (CECC).

Seperti diberitakan Focustaiwan, pasien yang kebetulan menderita Hepatitis B dan diabetes tersebut tidak melakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini.

Dia juga tidak melakukan kontak dengan pasien COVID-19 yang dia kenal, menurut Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Chen Shih-chung, sekaligus Kepala CECC.

Baca Juga: Lolos dari maut Covid-19, pasien ini mengira sudah mengetuk pintu neraka!

Pihak berwenang masih bekerja untuk menentukan bagaimana pria itu terinfeksi.

"Ini bisa menjadi kasus pertama yang ditularkan oleh komunitas Taiwan," kata Chen. Pemerintah juga menyebut  bahwa korban adalah pasien  virus corona ke-19 dari 20 kasus terkonfirmasi di negara itu.

Pria yang tidak disebutkan namanya ini berprofesi sebagai sopir taksi. Dia dikenal memiliki banyak pelanggan dan secara teratur bepergian bolak-balik dari China, Hong Kong, dan Makau.

Baca Juga: Singapura laporkan 3 kasus baru virus corona, total 75 kasus

Otoritas kesehatan sekarang memeriksa catatan telepon pria itu, catatan medis, dan rekaman CCTV dari riwayat perjalanannya di negara agar bisa menentukan bagaimana ia terinfeksi virus mematikan itu.

Menurut Chen, korban pertama kali menderita batuk pada 27 Januari dan dirawat di rumah sakit pada 3 Februari karena sesak napas. 

Hampir dua minggu kemudian dia baru terdiagnisis positif terjangkit Covid-19, lalu meninggal pada 15 Februari, menurut Chen.

Keterlambatan diagnosis terjadi karena semula Taiwan hanya melakukan tes COVID-19 pada pasien yang baru-baru ini bepergian ke negara-negara dengan wabah coronavirus atau melakukan kontak dengan pasien coronavirus.

Sebelum dikremasi, sebagian spesimen jasad korban diambil untuk diteliti, sesuai dengan aturan tentang penyakit menular.

Baca Juga: Asyik, WNI yang pulang pasca dikarantina di Natuna dapat uang saku dari pemerintah




TERBARU

[X]
×