kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Selatan dan AS awasi aktivitas komplek nuklir Korea Utara yang meningkat


Senin, 02 November 2020 / 13:26 WIB
Korea Selatan dan AS awasi aktivitas komplek nuklir Korea Utara yang meningkat
ILUSTRASI. Militer Korea Utara


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan dan Amerika Serikat kembali mengawasi dengan seksama pergerakan di kompleks nuklir utama Korea Utara yang berada di Yongbyon. Berdasarkan laporan otoritas militer Korea Selatan, dilaporkan bahwa terdapat tanda-tanda aktivitas yang cukup besar di kawasan tersebut.

Pekan lalu, 38 North, sebuah situs web AS yang memantau Korea Utara, melaporkan bahwa aktivitas di komplek nuklir Yongbyon telah meningkat. Hal itu terlihat pada citra satelit komersial yang menunjukkan adanya "asap atau uap" yang dipancarkan dari sebuah bangunan tepat di selatan pabrik pengayaan uranium.

"Secara historis, bangunan ini digunakan untuk memulihkan dan memurnikan uranium dari dalam beberapa kasus ada juga larutan pencucian dari fasilitas penggilingan uranium," tulis artikel tersebut. 

"Namun, apa yang terjadi sekarang tidak jelas."

Baca Juga: Ekspor Korea Selatan turun pada bulan Oktober

Sebagai kompleks nuklir andalan Korea Utara yang terletak di utara Pyongyang, fasilitas Yongbyon adalah rumah bagi reaktor nuklir dengan kapasitas 5 megawatt yang merupakan sumber plutonium untuk senjata Korea Utara.

"Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS dengan hati-hati memantau pergerakan terkait sambil menjaga koordinasi yang erat," kata juru bicara JCS Kolonel Kim Jun-rak dalam pertemuan rutin. "Sampai sekarang, tidak ada yang perlu diperhatikan untuk penjelasan lebih lanjut."

Pejabat militer lainnya mengatakan bahwa tanda-tanda aktivitas di fasilitas tersebut telah terdeteksi sejak tahun lalu, dan indikasi baru tampaknya tidak terlihat.

Pada 2018, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menawarkan untuk membongkar secara permanen fasilitas Yongbyon sebagai imbalan atas langkah-langkah yang sesuai dari AS. Namun negosiasi denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang terhenti sejak gagalnya KTT Hanoi pada Februari tahun lalu.

Selanjutnya: Korea Utara salahkan Korea Selatan karena gagal lakukan kontrol terhadap warganya




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×