kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayoritas maskapai besar AS sepakati skema pinjaman pemerintah, ini rinciannya


Rabu, 15 April 2020 / 17:54 WIB
Mayoritas maskapai besar AS sepakati skema pinjaman pemerintah, ini rinciannya
ILUSTRASI. Delta Air Lines 737 passenger planes are seen lined up on a runway where they are parked due to flight reductions made to slow the spread of coronavirus disease (COVID-19), at Atlanta Hartsfield-Jackson International Airport in Atlanta, Georgia, U.S. Marc


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -WASHINGTON. Departemen Keuangan Amerika Serikat menyatakan perusahaan penerbangan secara prinsib telah setuju atas paket penyelamatan industri penerbangan sebesar US$ 25 miliar. Maskapai juga berharap pekerja mereka memiliki pekerjaan hingga Oktober di tengah krisis terbesar dalam indutri penerbangan akibat pandemic corona atau Covid-19.

Lalu lintas penerbangan di AS anjlok ] 95% karena pandemi corona. Mereka berharap kondisi ini akan mulai puloh Oktober 2020.  Jika scenario terburuk atas pandemic corona lama, pelambatan  bisnis industri penerbangan bisa lebih panjang pada tahun depan,  bahkan bisa lebih lama. 

Jika merujuk skenario skema yang ditawarkan pemerintah AS, perusahaan maskapai besar di AS akan menerima 70%  dari total dana US$ 25 miliar dalam bentuk tunai. Dana ini merupakan duit hibah yang tak perlu dikembalikan maskapai ke pemerintah AS. Dana ini untuk gaji para karyawan.

Adapun maskapai-maskapa kecil US$ 100 juta atau kurang. Mereka juga tak wajib mengembalikan ke AS.
“Enam maskapai AS terbesar, American Airlines (AAL) Group Inc, United Airlines Holdings Inc, Delta Air Lines Inc (DAL), Southwest Airlines ( LUV) Co, JetBlue Airways Corp dan Alaska Airlines, serta empat maskapai lain menerima dukungan itu,”  kata Departemen Keuangan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/4).

Untuk itu, Departemen Keuangan AS meminta agar maskapai segera menyelesaikan dokumen perjanjian agar dana  bisa dicairkan dengan cepat. 
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat Departemen Keuangan pekan lalu, dari total dana US$ 25 miliar, sebanyak 30% dari dana tersebut berupa pinjaman ke maskapai besar. Dari jumlah itu berbentuk waran setara dengan 10% dari jumlah pinjaman yang wajib dibayar.

Delta mengaku akan menerima US$ 5,4 miliar dalam bentuk hibah, dengan perincian sebanyak US$ 1,6 miliar akan menjadi pinjaman tanpa bunga selama 10 tahun tanpa jaminan yang harus dibayar kembali. 

Delta akan memberikan saham atas warannya dengan kepemilikan sekitar 1% saham Delta denganUS $ 24,39 per saham.

Adapun American Airlines mengatakan akan menerima US$ 5,8 miliar dalam bentuk hibah dan sebesar U$ 1,7 miliar berupa pinjaman yang harus dibayar.
Southwest mengatakan, pada prinsipnya telah setuju dan mengharapkan untuk menerima US$ 3,2 miliar dalam bentuk hibah dan harus membayar hampir US$ 1 miliar selama 10 tahun. Southwest akan mengeluarkan 2,6 juta waran ke Departemen Keuangan.

"Pada saat yang sama, (dengan hibah), kami dapat mengendalikan praktik korporasi terburuk dengan mengaitkan bantuan ini dengan pembatasan pembelian kembali saham, kompensasi eksekutif, dan dividen," ujarnya. 

Menurut undang-undang, perusahaan yang menerima dana tidak dapat memberhentikan karyawan sebelum 30 September atau mengubah perjanjian perundingan bersama dan harus menyetujui pembatasan pembelian kembali, kompensasi eksekutif, dan dividen.

Undang-undang memberi wewenang kepada Departemen Keuangan untuk meminta kompensasi untuk hibah, tetapi tidak mengharuskannya.

Seorang pejabat Departemen Keuangan yang bekerja pada program ini, Brent McIntosh, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah telah melakukan analisis substansial bahwa bantuan akan  menjadi manfaat langsung bagi pembayar pajak. “Bantuan ini juga menghindari pemerintah untuk memberikan tunjangan pengangguran. Di sisi lain pajak kembali ke pemerintah federal, dan dana ini agar layanan udara bisa berkelanjutan," ujarnya.

Senator Ed Markey anggota partai Demokrat, mengkritik keputusan Departemen Keuangan yang meminta pembayaran untuk sejumlah hibah penggajian.
 Selain program hibah, maskapai penerbangan AS juga dapat mengajukan skema pinjaman US$ 25 miliar terpisah di bawah paket stimulus US$ 2,3 triliun pemerintah.

American mengatakan berencana minggu ini untuk mengajukan pinjaman US$ 4,75 miliar di bawah program itu, sementara Alaska dan Horizon bermaksud untuk mengajukan $ 1,1 miliar.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan kerugian maskapai global dari pandemi coronavirus telah naik menjadi US$ 314 miliar, 25% lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya..

JetBlue mengatakan akan menerima US$ 935,8 juta dalam bentuk pembayaran gaji. Alaska dan maskapai regionalnya Horizon Air akan menerima US$ 992 juta dalam pendanaan, termasuk $ 267 juta dalam bentuk pinjaman, yang diharapkan maskapai akan mencakup sekitar 70% dari biaya yang dianggarkan hingga 30 September.

Alaska mengatakan Departemen Keuangan akan menerima hak untuk membeli 847.000 saham tanpa hak pilih dari induk Alaska Air Group dengan harga $ 31,61 per saham.
United memenuhi syarat untuk menerima sekitar US$ 6 miliar tapi tidak mengungkapkan berapa banyak yang akan diterimanya.

Spirit Airlines Inc, maskapai berbiaya rendah yang tidak terdaftar oleh Departemen Keuangan berharap pihaknya mendapat  persetujuan segera untuk menerima hibah gaji.

Presiden Asosiasi Penerbang Penerbangan Sara Nelson mengatakan, pekerja industri penerbangan merasa lega bahwa  mereka akan menerima gaji dan tunjangan lainnya, setidaknya sampai September.




TERBARU

[X]
×