kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger Philip Morris dan Altria ciptakan perusahaan berkapitalisasi US$ 200 miliar


Rabu, 28 Agustus 2019 / 20:56 WIB
Merger Philip Morris dan Altria ciptakan perusahaan berkapitalisasi US$ 200 miliar
ILUSTRASI. Philip Morris International


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Philip Morris International Inc, induk dari PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100) telah mengonfirmasi sedang melakukan penjajakan untuk merger dengan Altria Group Inc. Penggabungan itu akan menciptakan perusahaan raksasa tembakau dengan kapitalisasi pasar sekitar US$ 200 miliar.

Jika terealisasi, penggabungan itu menjadi kesepakatan terbesar yang terjadi di bisnis konsumer dan akan yang terbesar keempat sepanjang sejarah. Rencana Philip Morris dan Altria ini datang setelah dua tahun British American Tobacco Plc mengakuisisi Reynolds American Inc dengan harga US$ 49 miliar. Penurunan jumlah perokok di seluruh dunia memang mendorong perusahaan tembakau untuk mencari sumber daya dalam pengembangan produk alternatif.

Baca Juga: Philip Morris International: Banyak informasi salah tentang produk bebas asap

Menurut sumber Reuters, dalam ketentuan merger semua saham yang dibahas, pemegang saham Altria akan memiliki sekitar 41%-42% dari perusahaan gabungan dan pemegang saham Philip Morris memiliki sisanya.

Dewan perusahaan gabungan akan dibagi rata antara Philip Morris dan direktur Altria. "Jika negosiasi kesepakatan terbukti berhasil, kesepakatan dapat dicapai pada akhir September," kata sumber tersebut dikutip, Rabu (28/8).

Sumber itu mengatakan, Philip Morris dan Altria melihat konsolidasi operasi manufaktur mereka akan menghasilkan sinergi tahunan lebih dari US$ 800 juta.

Baca Juga: Philip Morris dalam pembicaraan untuk merger dengan Altria

Kedua perusahaan yang berpusat di Amerika Serikat (AS) itu dulu merupakan satu perusahaan tetapi kemudian berpisah pada tahun 2008 ketika raksasa tembakau berusaha untuk mengumpulkan sumber daya di pasar e-rokok yang berkembang pesat. Keduanya, fokus pada pasar geografis yang berbeda ketika stok tembakau menghasilkan hasil yang stabil.

Namun sejak perpisahan itu, industri terbakau telah terganggu oleh perpindahan dari kebiasaan merokok tradisional ke e-rokok dan vaping. Keduanya lastas merespon dengan penawaran baru. Philip Morris yang beroperasi di luar AS telah mengembangkan produk tembakau yang dipanaskan yang disebut iQOS. Sedangkan Altria yang beroperasi di AS dan masih menjual Marlboro di negara itu kemudian mengakuisisi 35% saham di perusahaan vaping Juul Labs Inc tahun lalu US$ 12,8 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×