kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nissan terancam denda US$ 22 juta atas skandal Carlos Ghosn


Selasa, 10 Desember 2019 / 17:19 WIB
Nissan terancam denda US$ 22 juta atas skandal Carlos Ghosn
ILUSTRASI. Mantan Chairman Nissan di Tokyo, (25/1/2019). REUTERS/Issei Kato TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Komisi Pengawas Pasar Jepang merekomendasikan sanksi denda sebesar 2,4 miliar yen atau setara US$ 22 juta kepada Nissan Motor Co. atas tuduhan laporan keuangan palsu dari mantan Ketua Nissan Charlos Ghosn.

Securities and Exchange Surveillance Commission telah merekomendasikan sanksi tersebut ke Badan Layanan Keuangan pemerintah mengenai dokumen keuangan yang terungkap dari tahun 2014 hingga 2017.

Baca Juga: Impor Kedelai AS ke China Melonjak Akibat Rencana Keringanan Tarif

Nissan Motor Co. menyatakan telah menerima sanksi dan telah mengoreksi dokumen sekuritas pada Mei 2019 lalu meskipun keputusan akhirnya akan datang melalui publikasi secara resmi.

“Perusahaan menanggapi rekomendasi sanksi ini dengan sangat serius,” kata Nissan dilansir dari The Washington Post, Selasa (10/12).

Nissan sebelumnya dituduh memberikan laporan palsu soal gaji Ghosn yang diperkecil sehingga membebani kas perusahaan. Ghosn ditangkap pada November 2018 dan keluar dengan jaminan.

Dia didakwa atas laporan keuangan palsu dan pelanggaran keuangan lainnya. Namun, ia mengaku tidak bersalah dan mengatakan bahwa kompensasi di masa depan tidak pernah disepakati maupun dibayar.

Baca Juga: Ekonomi loyo, penjualan mobil di China makin terpuruk

Pengadilan belum dimulai. Tapi Jaksa berkeyakinan bisa memenangkan kasus ini walaupun tidak mengungkapkan secara rinci.

Pengacara Ghosn membela diri bahwa itu merupakan tuduhan palsu yang berasal dari konspirasi antara Nissan, pejabat pemerintah serta jaksa penuntut untuk menggulingkan Ghosn serta mencegah merger lebih besar dengan mitra aliansi Nissan Renault SA dari Prancis.

Asal tahu saja, produk mobil ini telah mencatatkan penurunan penjualan serta laba. Kondisi ini diperburuk oleh skandal Ghosn. Meski demikian, perusahaan mengakui adanya kesalahan tata kelola dan berjanji untuk meningkatkan transparansi.

Padahal, sebelumnya Ghosn dikenal sebagai salah satu bintang di industri otomotif sebelum kejatuhannya. Ia sukses mengangkat Nissan dari perusahaan bangkrut akhirnya bisa tumbuh dan mencetak laba.

Baca Juga: 12 jaringan hotel top dunia digugat akibat sediakan pasar untuk perdagangan seks




TERBARU

[X]
×