kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Patrick Soon-Shiong, masalah di obat antikanker (3)


Jumat, 15 Oktober 2010 / 13:54 WIB
Patrick Soon-Shiong, masalah di obat antikanker (3)
ILUSTRASI. Kafe Onthree


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Setelah menyelesaikan masalahnya dengan VivoRx, Patrick Soon-Shiong pun makin fokus pada pengembangan riset obat kanker di American Bioscience dan American Pharmaceutical Partners (APP). Ia mendaftarkan Abraxane, obat kanker itu, ke pengawas obat dan makanan atau Food & Drug Administrator (FDA), Amerika Serikat.

Di tahun 1999, American Bioscience memberi hak eksklusif APP untuk memproduksi dan menjual Abraxane dengan biaya US$ 60 juta dan tambahan US$ 25 juta jika mencapai target tertentu. Bila obat ini sukses di pasaran, kedua perusahaan akan berbagi keuntungan, tentu saja, setelah APP mengurangi biaya penjualan dan produksi. Namun, kalau pemasarannya gagal, Patrick Soon-Shiong dan American Bioscience tidak akan kena risiko apa pun.

Sekadar informasi, Abraxane merupakan variasi dari obat kanker payudara yang sudah ada, yakni Taxol. Abraxane bekerja dengan menghalangi pembelahan sel dengan efek samping yang lebih sedikit.

Setiap dosis Abraxane mengandung jutaan molekul paclitaxel yang tertanam dalam bentuk bola submikroskopis. Ukurannya, seperseratus ukuran sel darah merah. Protein ini membawa obat ke jaringan darah sehingga bisa masuk ke pembuluh di dalam tumor dan membunuh sel kanker.

Pada 2001, Soon-Shiong melepas saham APP ke bursa. Ia tetap mempertahankan kepemilikan sebesar 52%. Banyak investor sebenarnya lebih berminat akan potensi bisnis Abraxane ketimbang obat suntik generik yang juga menjadi bisnis APP.

Meski demikian, Abraxane sendiri, sebenarnya membawa kontroversi bagi Soon-Shiong. Pasalnya, hak eksklusif produksi Taxol yang dipegang oleh Bristol-Myers sudah hampir kedaluwarsa di tahun 2000.

Ia pun segera mengajukan aplikasi paten obat kanker itu. Akhirnya, Soon-Shion menerima paten untuk satu bentuk eksperimen Taxol.

Lalu, Soon-Shiong menuntut perusahaan Ivax Corp yang ada di Florida, agar perusahaan ini dan perusahaan-perusahaan lain tidak menjual versi generik Taxol. Namun, pengadilan federal mencabut nama Soon-Shiong dan dua koleganya dari paten. Pengadilan memutuskan, obat ini sudah dikembangkan oleh ilmuwan di Florida State University pada tahun 2000.

Federal Trade Commission pun meneliti masalah ini untuk memastikan bahwa APP tidak berkomplot dengan Bristol-Myers yang berusaha menjauhkan Taxol versi generik dari pasar. APP berkeras, upayanya adalah untuk melindungi posisi Abraxane.

Pada Juni 2002, sebanyak 29 negara bagian mengajukan tuntutan dan menuduh Bristol-Myers berkonspirasi dengan APP untuk menahan Taxol versi obat generik dari pasaran. Meski tak menjadi tergugat, APP tetap disebut sebagai co-conspirator.

Di tengah berbagai masalah itu, APP tetap berhasil merampungkan penawaran saham perdana pada Desember 2001. Total dana yang terkumpul sebesar US$ 144 juta. Sampai saat itu, investor masih setia menunggu hasil akhir paten Abraxane.

September 2003, APP mengklaim kinerja Abraxane lebih baik daripada Taxol. Namun, ketiadaan detail informasi soal ini membuat pasar tidak memiliki pijakan yang kuat. Meski kemudian Soon-Shiong berjanji segera menyampaikan informasi detail pada pertemuan ilmiah, investor justru kehilangan kesabaran.

Para pemegang saham mengajukan gugatan terhadap perusahaan dengan tuduhan APP mengeluarkan pernyataan yang tidak benar soal Abraxane. Soon-Shion pun dituduh sudah menjual 300.000 saham sebelum harganya jatuh.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×