kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha China berlomba gunakan Ivanka sebagai merek


Selasa, 21 Februari 2017 / 19:12 WIB
Pengusaha China berlomba gunakan Ivanka sebagai merek


Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga

Puluhan pengusaha China dan individu berlomba mengajukan  permohonan penggunaan nama “Ivanka”  sebagai merek dagang produk mereka.  Ivanka, adalah nama putri sulung Presiden AS Donald Trump.

Menurut Kantor Dagang Nasional China, setidaknya 65 permohonan pemakaian merek ‘Ivanka’ telah diajukan untuk beragam produk, mulai dari wallpaper hingga alkohol.

Di antara puluhan perusahaan itu, adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing yang menyediakan layanan penurunan berat badan. Perusahaan tersebut bahkan mengajukan 10 aplikasi atau permohonan untuk menggunakan "Ivanka" pada berbagai produknya, mulai dari kosmetik sampai suplemen gizi.

Permohonan penggunaan merek ‘Ivanka’ juga diajukan Fujian Yingjie seminggu setelah Trump memenangkan pemilihan presiden AS. Perusahaan ini ingin menggunakan Ivanka sebagai merek untuk pembalut wanita.

Sebagian besar surat permohonan itu masih diproses, dan tidak diketahui apakah otoritas merek dagang akan memberi mereka lampu hijau.

Hukum dan peraturan China memang mengizinkan perusahaan menggunakan nama asing atau terjemahan nama dalam bahasa atau aksara China sebagai merek dagang. Hal ini telah menimbulkan banyak perselisihan transnasional dan kontroversi.

Sebuah produsen sepatu China, misalnya, menggunakan gambar bintang basket AS Michael Jordan dan nama China sebagai merek dagang selama bertahun-tahun. Namun Desember lalu, pengadilan tertinggi China memutuskan bahwa produsen tersebut berhenti menggunakan nama China Jordan. Alhasil, sengketa merek yang telah berjalan empat tahun itu pun berakhir.

Merek Trump sempat diklaim warga lokal

Donald Trump sendiri telah bertahun-tahun terlibat sengketa merek dagang di China. Barulah setelah Trump memenangkan pemilihan presiden AS tahun lalu, otoritas China mengeluarkan putusan yang memenangkan Trump.




TERBARU

[X]
×