kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perangi kemiskinan, tiga ekonom ini menangkan nobel ekonomi 2019


Senin, 14 Oktober 2019 / 22:29 WIB
Perangi kemiskinan, tiga ekonom ini menangkan nobel ekonomi 2019
ILUSTRASI. Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kreme,pemenang nobel ekonomi 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Tiga ekonom yang berbasis di Amerika Serikat Abhijit Banarjee, Esther Duflo dan Michael Kremer memenangkan hadiah nobel ekonomi 2019 atas perannya dalam memerangi kemiskinan global yang telah membantu jutaan anak dengan mendukung langkah-langkah praktis.

Mengutip Reuters, Senin (14/10), Duflo menjadi pemenang nobel ekonomi perempuan kedua dalam 50 tahun terakhir, dan menjadi pemenang termuda dalam 46 tahun. Ia berbagi penghargaan tersebut dengan Banarjee dan Kremer.

Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan pekerjaan mereka telah menunjukkan bagaiana kemiskinan dapat diatasi dengan memecahnya menjadi pertanyaan-pertanyaan yang kecil dan lebih telah di bidang-bidang pendidikan dan perawatan kesehatan. Sehingga membuat masalah lebih mudah untuk dipecahkan.

Hasil studi dan eksperimen lapangan mereka seputar membantu jutaan anak sekolah di India dengan bimbingan perbaikan hingga mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk meningkatkan pendanaan untuk pengobatan pencegahan.

"Ini berawal dari gagasan bahwa orang miskin sering direduksi menjadi karikatur dan bahkan orang yang mencoba membantu mereka tidak benar-benar memahami apa akar permasalahan (mereka) dari dalam," kata Duflo, seperti dikutip Reuters.

"Apa yang kami coba lakukan dalam pendekatan kami adalah untuk mengatakan: Lihat, mari kita coba membongkar masalah satu per satu dan mengatasinya seketat dan seilmiah mungkin," imbuhnya.

Baca Juga: Ini dia para pemenang Nobel 2019, dari penemu planet terjauh hingga PM termuda Afrika

Misalnya, percobaan lapangan mereka yang menemukan bahwa sambil memberikan lebih banyak buku pelajaran dan makanan, sekolah gratis hanya memiliki efek kecil. Bantuan yang ditargetkan untuk siswa yang lemah membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat pendidikan secara keseluruhan.

Studi lain membuktikan tentang bagaimana tindakan yang sering diabaikan dapat membantu pendidikan mereka. Yang lain menemukan bahwa memperbarui kontrak guru tergantung pada nilai murid menghasilkan skor lebih baik, sementara mengurangi rasio murid-guru hanya berdampak kecil.

Tim ini terutama dikaitkan dengan program mengajar di level yang tepat, yang telah membantu 60 juta anak di India dan Afrika dan fokus pada matematika serta ketrampilan membaca untuk murid sekolah dasar.

Duflo mengatakan, pentingnya dua pendekatan yang paling sering dikutip untuk mengatasi kemiskinan, yakni bantuan asing dan membebaskan perdagangan dengan negara-negara miskin sering dilebih-lebihkan.

Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa kemiskinan global telah berkurang lebih dari setengah sejak tahun 2000. Menurut PBB, satu dari 10 orang di negara berkembang masih hidup dengan kurang dari US$ 1,90 per hari. 

Baca Juga: Selamat, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memenangkan Nobel Perdamaian 2019

Peter Fredriksson, ketua Komite Novel untuk ilmu ekonomi mengatakan, penghargaan Duflo menunjukkan bahwa perempuan sekarang lebih hadir di bidang ekonomi.

Duflo mengatakan bahwa hal itu datang pada waktu yang sangat penting dan tepat waktu bagi perempuan di sektor yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.

"Kami berada pada saat ketika kami mulai menyadari dalam profesi bahwa cara kami (memperlakukan) satu sama lain secara pribadi dan publik tidak kondusif sepanjang waktu untuk lingkungan yang sangat baik bagi perempuan," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×