kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan energi meningkat, impor batubara dan minyak mentah Vietnam melesat


Selasa, 12 November 2019 / 19:24 WIB
Permintaan energi meningkat, impor batubara dan minyak mentah Vietnam melesat
ILUSTRASI. Impor batubara, terutama dari Australia dan Indonesia pada periode Januari-Oktober naik lebih dari dua kali lipat.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - HANOI. Impor batubara dan minyak mentah Vietnam melaju dalam 10 bulan hingga Oktober tahun ini. Vietnam merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia Tenggara.

Pertumbuhan ekonomi Vietnam disokong oleh ekspor yang melaju kencang dan investasi asing yang gencar masuk. Pertumbuhan ekonomi Vietnam tahun ini diprediksikan lebih besar daripada target pemerintah pada kisaran 6,6%-6,8%, diuntungkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Pertumbuhan yang kuat ini turut mendongkrak permintaan batubara. Impor batubara, terutama dari Australia dan Indonesia pada periode Januari-Oktober naik lebih dari dua kali lipat menjadi 36,8 juta ton. Data Departemen Pabean menunjukkan nilai impor ini mencapai US$ 3,25 miliar.

Baca Juga: BKPM meminta agar Jepang tingkatkan investasi berorientasi ekspor

Batubara impor ini terutama digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap yang masih menjadi sumber energi utama hingga beberapa tahun ke depan. Vietnam saat ini pun mulai mendiversifikasi sumber energi ke energi terbarukan.

Sementara impor minyak mentah Vietnam melaju 80,6% secara tahunan menjadi 6,8 juta ton pada periode 10 bulan pertama 2019. Vietnam sebelumnya adalah eksportir minyak mentah. Tapi, produksi minyak Vietnam turun karena cadangan minyak turun di seluruh ladang minyak yang dimiliki. Perebutan wilayah dengan China di laut turut membatasi pergerakan eksplorasi minyak Vietnam.

Data pemerintah Vietnam menunjukkan bahwa produksi minyak sejak awal tahun hingga Oktober lalu turun 7,2% secara tahunan menjadi 9,3 juta ton. Sementara produksi batubara naik 10,5% menjadi 37,9 juta ton.

Baca Juga: Apa yang membuat Indonesia kalah molek dari Vietnam dan Thailand?

Juli lalu, Kementerian Industri dan Perdagangan mengungkapkan bahwa Vietnam akan menghadapi kekurangan pasokan listrik yang parah mulai tahun 2021 karena pertumbuhan permintaan jauh lebih besar daripada konstruksi pembangkit baru. Permintaan listrik diprediksi melebihi suplai dengan selisih 6,6 miliar kilowatt hours (kwh) pada tahun 2021 dan defisit listrik ini akan naik menjadi 15 miliar kwh pada tahun 2023.

Kementerian Perindustrian mengatakan, Vietnam akan perlu rata-rata US$ 6,7 miliar per tahun untuk ekspansi kapasitas produksi listrik tahunan sebesar 10% antara 2016 hingga 2030.

Data pabean yang dirilis hari ini menunjukkan bahwa Vietnam mencatat surplus perdagangan US$ 9,01 miliar pada 10 bulan pertama tahun ini, membesar dari US$ 7,24 miliar pada periode yang sama tahun lalu.




TERBARU

[X]
×