kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden Emmanuel Macron berusaha tenangkan "Rompi Kuning"


Rabu, 12 Desember 2018 / 08:47 WIB
Presiden Emmanuel Macron berusaha tenangkan
ILUSTRASI. Pengunjukrasa rompi kuning menyaksikan siaran Presiden Prancis di televisi


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. "Kami akan menanggapi urgensi ekonomi dan sosial dengan langkah-langkah yang tegas, dengan memotong pajak lebih cepat, dengan menjaga pengeluaran kami di bawah kendali," kata Macron dalam pidato televisi Senin malam (10/12). Dia juga mendorong para pemberi kerja untuk memberikan pembayaran bonus akhir tahun.

Menanggapi gelombang protes gerakan "rompi kuning", Macron pada saat yang sama mengatakan, sekalipun memahami kemarahan publik, tidak ada yang bisa membenarkan aksi perusakan dan penyerangan kepada aparat keamanan atau gedung-gedung publik. Ketenangan dan ketertiban tertib harus dijaga, katanya.

Namun dengan nada damai dia berkata, "Saya tahu bahwa saya telah melukai perasaan sebagian dari Anda dengan pernyataan-pernyataan saya," kata Presiden Perancis itu.

Lebih dari 21 juta orang menyaksikan pidato Emmanuel Macron di televisi. Dia menyatakan prihatin dengan "keadaan darurat ekonomi dan sosial", dan mengumumkan kenaikan upah minimum sebanyak 100 euro mulai tahun depan.

Upaya meredam aksi protes

Para pejabat pemerintah hari Selasa (11/12) tampil dalam berbagai wawancara radio dan TV untuk menerangkan proposal Enmanuel Macron. Juru bicara pemerintah Benjamin Griveaux mengatakan kepada televisi BF, kebijakan presiden akan disesuaikan dengan tingkat inflasi, dan berarti jutaan orang berpenghasilan rendah akan menerima bayaran tambahan 125 euro setiap bulan. Perdana Menteri Edouard Philippe berbicara di hadapan anggota parlemen untuk menerangkan kebijakan baru Macron.

"Emmanuel Macron telah menunjukkan kepedulian sosial. Ini mungkin tidak cukup untuk meredam gerakan rompi kuning, tetapi mungkin cukup berdampak pada opini publik," kata analis politik Alain Duhamel.

Kalangan serikat buruh memberikan sambutan dingin terhadap pidato Macron, terutama tentang seruannya kepada perusahaan untuk membayar bonus Natal kepada para pekerja - tanpa menjadikan hal itu kewajiban perusahaan.

Tetapi ada juga kalangan yang menyatakan siap menghentikan seruan protes dan menyambut tawaran dialog dari pemerintah.

Tawaran "gencatan senjata"

Jacline Mouraud, seorang koordinator rompi kuning yang di YouTube pernah mengecam keras kenaikan pajak bahan bakar mengatakan, sebaiknya para pemrotes menerima dulu tawaran "gencatan senjata".

"Ekonomi sedang menderita, pemilik toko sudah kesulitan dan terancam bangkrut, kami tidak ingin bertanggung jawab atas gelombang kebangkrutan," kata Mouraud.

Gerakan rompi kuning menurut jajak pendapat terakhir mendapat dukungan publik yang luas sampai 70 hingga 80. Beberapa pengunjuk rasa telah menegaskan akan tetap menggelar protes memasuki minggu kelima pada akhir minggu ini.




TERBARU

[X]
×