kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat permintaan naik, produsen mobil listrik malah kebanjiran kasus kebakaran baterai


Rabu, 18 November 2020 / 15:40 WIB
Saat permintaan naik, produsen mobil listrik malah kebanjiran kasus kebakaran baterai
ILUSTRASI. Mobil listrik. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pamor mobil listrik semakin mentereng seiring dengan meningkatnya penjualan secara global. Namun, mobil yang lebih efisien dan ramah lingkungan itu tengah menghadapi banyak kasus kebakaran baterai.

General Motors (GM) telah menarik 68.677 unit kendaraan listrik dengan baterai LG Chem. Penarikan itu dipicu setelah lima kebakaran listrik yang dilaporkan dan dua cedera ringan.

Hyundai Motor yang juga memasok baterai LG Chem ikut menarik kembali secara global lebih dari 74.000 unit mobil listrik Kona. Penarikan yang Hyundai lakukan setelah 16 di antaranya terbakar di Korea Selatan, Kanada, dan Eropa dalam dua tahun, mengutip Reuters pada Rabu (18/11).

Baca Juga: AS akan memangkas pasukan militer di Irak dan Afghanistan besar-besaran

Produsen lainnya, Ford dan BMW juga menarik kembali kendaraan yang menggunakan baterai Samsung SDI Co dengan alasan cacat produksi sel. Seorang juru bicara Samsung SDI mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut.

Sedangkan pembuat mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla tengah diselidiki oleh otoritas keamanan AS. Lantaran ada peningkatan perangkat lunak baterai beberapa kendaraan setelah kebakaran kendaraan.

Penarikan ini bisa mencederai reputasi serta finansial bagi Hyundai dan pembuat mobil listrik lainnya. Lantaran mobil listrik telah mampu memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat dan untuk menantang pemimpin pasar Tesla Inc. Masalah ini juga dapat mengurangi permintaan konsumen untuk mobil listrik. "Baterai yang tidak aman itu seperti bom," kata Park Chul-wan, seorang ahli baterai Korea Selatan.

Badan keamanan Korea Selatan sedang menyelidiki penyebab kebakaran Kona. Hyundai dan LG Chem dapat menghadapi biaya hingga US$ 540 juta jika mereka harus mengganti semua baterai yang terkena dampak, menurut para analis.

Hyundai mengatakan penyebab kebakaran tidak jelas tetapi pihaknya menduga bahwa kerusakan internal pada baterai mungkin menjadi penyebabnya. Hyundai mengklaim sedang menyelidiki kasus tersebut dengan pemasoknya dan kementerian transportasi.

Baca Juga: Beijing dan Canberra kembali terlibat perang kata-kata, ada apa?

Hyundai mengatakan tidak mempertimbangkan menyisihkan uang untuk penarikan kembali produk mereka. Lantaran perusahaan berharap perbaikan pada perangkat lunak dapat mencegah kebakaran dengan mendeteksi masalah.

"Kami terus memantau situasi setelah pembaruan (sistem manajemen baterai) dan kami akan terus mencoba meminimalkan ketidaknyamanan konsumen di masa mendatang," kata Hyundai.

Sedangkan GM menyarankan bagi pengguna produk kendaraan listrik Bolt EV untuk mengubah pengaturan muatan pada kendaraan mereka. Perusahaan meminta adanya membatasi daya hingga 90% untuk mengurangi risiko kebakaran.




TERBARU

[X]
×