kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham produsen mobil asal Jerman BMW, Daimler, & Volkswagen tersengat tarif Trump


Jumat, 31 Mei 2019 / 19:17 WIB
Saham produsen mobil asal Jerman BMW, Daimler, & Volkswagen tersengat tarif Trump


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Saham produsen mobil asal Jerman, BMW, Daimler, dan Volkswagen melanjutkan penurunan pasca Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan akan memungut tarif impor produk impor dari Meksiko mulai bulan depan secara bertahap. Seperti yang sudah diketahui, tiga produsen mobil tersebut memiliki pabrik di Meksiko.

Mengutip Reuters, Jumat (31/5), Trump mengancam pihaknya akan mengenakan tarif sebesar 5% pada barang impor Meksiko, dan terus menaikkan angka retribusi hingga 25% sampai Oktober 2019 mendatang, jika Meksiko tidak kunjung mengambil tindakan tegas terhadap imigran ilegal yang melintasi perbatasan AS.

Sementara itu, BMW, Daimler, dan Volkswagen selama ini mengambil keuntungan dari biaya tenaga kerja yang lebih rendah di Meksiko untuk merakit produksi mobilnya. Namun kini, tiga saham produsen mobil terkemuka tersebut tercatat sudah melesu sebanyak 2,9% sejak Jumat (31/5) pukul 08:00 WIB.

Juru bicara dari anak perusahaan VW, Audi, mengatakan pihaknya masih akan terus mengamati perkembangan yang ada dan menilai masih terlalu dini untuk berkomentar.

Lebih jauh lagi, analis spesialis mobil, Arndt Ellinghorst dalam catatannya menyebut pabrik baru BMW di kawasan San Luis Potosi, berkontribusi sebesar 20% dari total produksi untuk bagian Amerika Utara.

Pelaku industri otomotif, mengaku bingung menghadapi ancaman kenaikan tarif 5% untuk Meksiko karena mereka menilai kisruh politik seharusnya tidak boleh berdampak pada bisnis sebagaimana pembaharuan pasal dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement).

Pembaharuan tersebut bahkan pernah dilakukan Uni Eropa guna menghindari konflik dagang dengan AS.

"Pemberlakuan kenaikan tarif sebagai ancaman dari konflik non-politik, kini memang penting dicerna. Dari sini juga terlihat bagaimana kebijakan perdagangan AS sudah berubah secara signifikan," pungkas analis dari Commerzbank, Ulrich Leuchtmann.




TERBARU

[X]
×