kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Senat AS tolak saksi baru, Trump hampir pasti lolos dari pemakzulan


Sabtu, 01 Februari 2020 / 14:10 WIB
Senat AS tolak saksi baru, Trump hampir pasti lolos dari pemakzulan
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump. REUTERS/Leah Millis TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Donald Trump hampir pasti lolos dari pemakzulan setelah Senat AS memutuskan untuk menolak adanya upaya pemanggilan saksi baru.  Dengan perbandingan 51-49, Senat menggugurkan usulan Demokrat untuk mendatangkan sejumlah saksi. Termasuk mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton. 

Setelah ini, sidang pemakzulan Trump di level Senat AS bakal berlanjut dengan mendengarkan argumentasi akhir dari DPR AS maupun kuasa hukum sang presiden Senin (3/2). 

Baca Juga: Kandidat capres tajir rogoh ratusan juta dolar untuk kampanye pilpres Amerika

Kemudian 100 senator, 53 di antaranya berasal dari Republik yang notabene partai sang presiden, bakal menggelar voting untuk membebaskannya Rabu (5/2). Pemungutan suara itu bakal terjadi sebelum presiden 73 tahun itu dijadwalkan memberi Pidato Kenegaraan di DPR AS pada Selasa (4/2). 

Mengingat dibutuhkan dua per tiga suara, yang artinya 67 senator, Trump hampir pasti lolos dari pemakzulan karena sebagian besar politisi Republik berpihak padanya. 

Adalah Senator Lamar Alexander asal Tennessee yang memutuskan untuk tidak mendukung upaya Demokrat mendatangkan saksi baru. 

Dilansir Sky News Jumat (31/1), senator berusia 79 tahun itu mengumumkan bahwa dia tidak perlu melihat atau mendengarkan bukti baru lagi.  Dia berkilah, Trump memang terbukti telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi penyelidikan yang dilakukan Kongres. 

Baca Juga: Korban virus corona bertambah, AS mulai batasi orang asing masuk wilayahnya

Namun dalam pernyataan resminya, politisi yang bakal pensiun dari Senat di tahun ini tersebut menegaskan, masa depan Gedung Putih bukan di tangan mereka, melainkan publik AS. 

"Saya percaya Konstitusi menyediakan publik untuk memutuskan siapa yang akan mereka dukung dalam pilpres Iowa Senin nanti," terangnya dikutip CNN.




TERBARU

[X]
×