kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tampilkan peta China tanpa Taiwan, Christian Dior meminta maaf


Kamis, 17 Oktober 2019 / 15:58 WIB
Tampilkan peta China tanpa Taiwan, Christian Dior meminta maaf


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Merek terkenal asal Prancis Christian Dior meminta maaf kepada pemerintah China pada hari Kamis (17/10) dan menyatakan mendukung kedaulatan wilayah China.

Hal itu disampaikan setelah Dior dikritik karena menggunakan petani China yang tidak memasukkan Taiwan dalam sebuah presentasi.

Baca Juga: Endorse Nike, Cristiano Ronaldo raih tambahan pendapatan € 16,2 juta

Taiwan merupakan masalah teritorial China yang paling sensitif. Beijing menganggap pulau yang diperintah sendiri itu sebagai provinsinya yang membangkang dan bagian dari satu China. 

Mengutip Reuters, Kamis, peristiwa yang melibatkan peta tersebut terjadi pada presentasi yang dilakukan Dior tentang jaringan butiknya di Universitas Zhejiang Gongshang di kota Hangzhou, China Timur, sebagaimana ditunjukkan di platform media sosial China Weibo. 

Dior merupakan bagian dari grup mewah LVMH mengatakan dalam sebuah postingan di akun Weibo-nya bahwa mereka telah mulai menyelidiki insiden tersebut dengan serius.

Baca Juga: Bos Louis Vuitton menggeser Bill Gates sebagai orang terkaya kedua di dunia

"Dior pertama kali menyampaikan permintaan maaf yang mendalam untuk pernyataan yang salah dan representasi yang salah yang dilakukan anggota staf Dior dalam presentasi di kampus," tulis perusahaan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang acara itu. 

Managemen Dior menyatakan, pihaknya selalu menghormati dan menjunjung tinggi satu prinsip Tiongkok, melindungi dengan ketat kedaulatan dan integritas teritorial China dan menghargai perasaan rakyat China.

Dior berjanji akan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah insiden serupa terjadi. 

Dior merupakan perusahaan terbaru yang terlibat dalam isu-isu politik yang melibatkan Tiongkok, yang lebih tegas dalam klaim teritorialnya dan bagaimana mereka mengharapkan perusahaan asing melakukan bisnis di China.

Baca Juga: Kekayaan bos Louis Vuitton Bernard Arnault tembus US$ 100 miliar




TERBARU

[X]
×