kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak corona, AirAsia tidak akan mendatangkan pesawat baru lagi di tahun ini


Rabu, 29 April 2020 / 13:59 WIB
Terdampak corona, AirAsia tidak akan mendatangkan pesawat baru lagi di tahun ini
ILUSTRASI. Pesawat Air Asia


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. AirAsia Group mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak berniat mendatangkan pesawat baru tahun ini karena penurunan tajam penumpang akibat pandemi virus corona. Perusahaan saat ini sedang meninjau kembali pesanannya dengan Airbus.

Reuters pekan lalu melaporkan Airbus telah berencana menjual enam jet produksinya setelah AirAsia tidak menerima pengiriman pesawat produksinya. Hal itu dikatakan sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Baca Juga: Bisnis penerbangan anjlok, Malaysia Air dan AirAsia berpeluang merger

Maskapai penerbangan murah Asia ini adalah salah satu pelanggan pabrikan terbesar di Eropa, dengan pesanan 349 A321neos dan 13 A320neos yang belum dikirim, menurut buku pemesanan Airbus. AirAsia mengharapkan untuk mengakhiri tahun 2020 dengan 242 pesawat armadanya, turun satu dari tahun lalu, kata Ketua Eksekutif Kamarudin Meranun dalam sebuah pernyataan.

AirAsia mengatakan telah memulai kembali penerbangan domestik di Malaysia pada hari Rabu dan berharap untuk melakukannya di Thailand, Filipina dan Indonesia pada bulan Mei, tergantung persetujuan dari pihak berwenang.

Baca Juga: AirAsia Indonesia memperpanjang masa penghentian penerbangan hingga 18 Mei

Maskapai ini mengatakan bahwa mereka telah merestrukturisasi sebagian besar lindung nilai bahan bakarnya, terpukul ketika harga minyak lebih tinggi, dan bahwa itu memotong biaya karyawan, merundingkan kembali kontrak dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting untuk menurunkan biaya setidaknya 30% tahun ini.

Airbus pada hari Rabu membukukan penurunan 49% pada laba operasi penyesuaian kuartal pertama menjadi 281 juta euro (US$ 304,7 juta) karena pendapatan turun 15% menjadi 10,631 miliar euro di tengah krisis paling parah yang pernah dikenal industri dirgantara.




TERBARU

[X]
×