kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Universitas Soros terancam, publik Hongaria marah


Senin, 10 April 2017 / 17:33 WIB
Universitas Soros terancam, publik Hongaria marah


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONGARIA. Warga Hongaria melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran terhadap pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban yang telah berkuasa selama tujuh tahun pada Minggu (9/4). Mereka memprotes peraturan baru yang dapat 'menendang' salah satu universitas internasional terbaik di negara tersebut.

The Central European University (CEU), universitas yang didirikan oleh pemodal kawakan George Soros, dapat terusir dari Hongaria setelah rancangan undang-undang (RUU) baru disahkan oleh Parlemen pada pekan ini. RUU baru itu menetapkan persyaratan baru bagaimana sebuah organisasi asing beroperasi di Hongaria.

RUU ini memicu kritik dari ratusan akademisi universitas di seluruh dunia, termasuk pemerintah AS dan Uni Eropa.

Aksi protes ini melibatkan puluhan ribu warga yang menentang kepemimpinan  Orban. Penyelenggara aksi memprediksi, jumlah warga yang melakukan demonstrasi mencapai 70.000 orang.

Aksi massa tersebut berjalan melintasi jembatan sungai Danube dan memenuhi lapangan di luar gedung Parlemen. Di sana, tampak penjagaan ketat oleh pihak kepolisian yang dilengkapi dengan peralatan anti huru hara.

Ribuan orang, mayoritas mahasiswa, tetap bertahan setelah melakukan aksi long march di Kementerian Pendidikan, yang kemudian dilanjutkan ke kantor pusat Fidesz -di mana mereka meneriakkan slogan anti Fidesz), hingga memblokir lapangan Oktogon (yang merupakan lokasi tersibuk di pusat kota Budapest).

Meski demikian, aksi protes ini dilakukan dengan damai.

Presiden Hongaria Janos Arder harus menandatangani RUU tersebut pada Senin untuk menjadikannya undang-undang. Para demonstran ingin memastikan Ader menolak RUU tersebut dan mengajukannya untuk dipelajari kembali.

"Apa yang kita inginkan dari Ader? VETO. Negara bebas, universitas bebas," teriak para demonstran.

Penyelenggara aksi protes Kornel Klopfstein, mahasiswa PhD di Universitas Bielefeld di Jerman menjelaskan, pemerintah ingin membungkam warga negara yang memiliki pola pikir berbeda, yang berpikir bebas, yang liberal, yang berhaluan kiri," jelasnya.

Sekadar informasi saja, pemerintah Hongaria sudah memperketat izin organisasi-organisasi non-pemerintah (NGO). Yakni mereka harus mendaftar kepada pemerintah jika mereka mendapatkan pendapatan mencapai 7,2 juta forints atau setara dengan US$ 25.000.

Peraturan ini menargetkan organisasi-organisasi yang didanai oleh Soros, pemodal Amerika yang merupakan kelahiran Hongaria. Dalam beberapa dekade terakhir, Soros telah menyumbangkan miliaran dollar dari kekayaannya untuk mendukung terciptanya masyarakat terbuka yang liberal di seluruh dunia.

Di sisi lain, perdana menteri Hongaria kerap menjelek-jelekkan Soros. Menurut Orban, saat ini budaya Eropa di bawah ancaman dari migrasi dan multikultural. Orban bahkan sering mengatakan NGO sering melakukan kepentingan Soros.

"Pemerintah selalu mencari pihak untuk dilawan. Soros sepertinya orang yang tepat karena dia mendanai NGO di Hongaria dan dia mendanai CEU juga," kata Klopfstein.

Sementara itu, Rektor CEU Michael Ignatieff mengarakan, universitas akan terus melanjutkan operasinya seperti biasa dan meminta agar RUU tersebut dibatalkan.

Departemen Luar Negeri AS akan mengirimkan diplomat ke Budapest pada pekan depan untuk mempelajari krisis CEU.




TERBARU

[X]
×