kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WhatsApp desak pengguna untuk memperbarui aplikasi karena adanya kerentanan spyware


Selasa, 14 Mei 2019 / 15:55 WIB
WhatsApp desak pengguna untuk memperbarui aplikasi karena adanya kerentanan spyware


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. WhatsApp mendorong pengguna untuk memperbarui ke versi terbaru setelah menemukan kerentanan yang memungkinkan spyware untuk disuntikkan ke ponsel pengguna melalui fungsi panggilan telepon aplikasi.

Spyware ini dikembangkan oleh perusahaan intelijen cyber Israel NSO Group. Penyerang dapat mengirimkan kode berbahaya ke perangkat target dengan memanggil pengguna dan menginfeksi panggilan apakah penerima menjawab atau tidak. 

WhatsApp mengatakan bahwa kerentanan itu ditemukan bulan ini, dan perusahaan dengan cepat mengatasi masalah dalam infrastrukturnya. Pembaruan untuk aplikasi ini diterbitkan pada hari Senin. Perusahaan mendorong pengguna untuk meningkatkan kehati-hatian.

Perusahaan juga telah memperingatkan penegakan hukum AS untuk mengeksploitasi, dan menerbitkan "pemberitahuan CVE", sebuah nasehat bagi para pakar keamanan siber lainnya yang memperingatkan mereka akan "kerentanan dan paparan umum".

Financial Times (FT) melaporkan, kerentanan itu digunakan dalam upaya serangan terhadap telepon pengacara yang berbasis di Inggris pada 12 Mei. Pengacara itu, yang tidak disebutkan namanya, terlibat dalam gugatan terhadap NSO yang diajukan oleh sekelompok wartawan Meksiko, kritikus pemerintah, dan seorang pembangkang Arab Saudi.

"Serangan itu memiliki semua keunggulan perusahaan swasta yang dilaporkan bekerja dengan pemerintah untuk memberikan spyware yang mengambil alih fungsi sistem operasi ponsel," kata WhatsApp dalam sebuah pernyataan. 

NSO Group tidak segera menanggapi permintaan Guardian untuk memberikan komentar. Perusahaan mengatakan kepada FT bahwa mereka sedang menyelidiki serangan WhatsApp.

"Dalam situasi apa pun NSO tidak akan terlibat dalam pengoperasian atau identifikasi target teknologinya, yang semata-mata dioperasikan oleh badan intelijen dan penegak hukum," NSO Group mengatakan kepada FT. 

WhatsApp memiliki sekitar 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Aplikasi pengiriman pesan menggunakan enkripsi ujung ke ujung, membuatnya populer dan aman untuk aktivis dan pembangkang. 




TERBARU

[X]
×