kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yahoo: 3 miliar akun kena dampak peretasan 2013


Rabu, 04 Oktober 2017 / 08:56 WIB
Yahoo: 3 miliar akun kena dampak peretasan 2013


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Lagi-lagi, Yahoo! Inc merilis pernyataan yang mengejutkan. Pada Selasa (3/10) kemarin, Yahoo mengatakan seluruh akun Yahoo terkena dampak dari aksi peretasan data yang terjadi pada 2013. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 3 miliar akun.

Pada 2016, Yahoo mengungkapkan bahwa lebih dari satu miliar dari tiga miliar akun yang terdampak dari aksi peretasan. Nah, pada pengumuman kemarin, Yahoo meralatnya dengan mengatakan seluruh akun telah dibajak.

Yahoo juga memasukkan penemuannya dalam halaman Account Security Update, dengan mengatakan bahwa mereka mengetahui tentang peretasan data yang lebih besar terjadi melalui intelijen baru yang diperoleh saat perusahaan melakukan integrasi dengan Verizon Communications.

"Sangat penting untuk mencatat bahwa dalam kaitannya dengan pengumuman Yahoo pada Desember 2016 mengenai pencurian data Agustus 2013, Yahoo mengambil tindakan untuk melindungi seluruh akun. Perusahaan mewajibkan seluruh user yang tidak pernah mengganti password sejak peretasan dilakukan, agar segera menggantinya. Yahoo juga melakukan validasi kembali mengenai pertanyaan keamanan dan, sehingga mereka tidak dapat digunakan untuk mengakses akun," jelas Yahoo.

Yahoo mengatakan, pihaknya akan mulai mengingatkan kembali akun yang sebelumnya tidak diberi tahu tentang serangan tersebut.

Pada 2013, peretasan data memungkinkan hacker untuk mencuri alamat email, kata sandi, tanggal lahir, nomor telepon dan lainnya. Penyelidikan baru menunjukkan bahwa informasi yang dicuri tidak menyertakan kata sandi dengan teks yang jelas, data kartu pembayaran atau informasi tentang rekening bank.

Verizon menyelesaikan akuisisi Yahoo pada bulan Juni, bekerjasama dengan AOL, dengan menciptakan anak perusahaan baru bernama Oath.




TERBARU

[X]
×