Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Amazon akan memangkas sekitar 14.000 posisi di level korporat sebagai bagian dari restrukturisasi besar yang dipicu oleh percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk merampingkan birokrasi, mengurangi jenjang manajemen, dan mengalihkan sumber daya ke proyek-proyek prioritas di bidang teknologi masa depan.
Dalam memo internal yang juga diunggah di situs resmi perusahaan, Amazon menyebut langkah ini akan membantu mempercepat pengambilan keputusan dan memastikan investasi diarahkan pada “taruhan terbesar” perusahaan.
Baca Juga: 5 Strategi Investasi Cerdas yang Bisa Kamu Mulai Hari Ini untuk Gaji Pas-pasan
Pemangkasan tenaga kerja ini diperkirakan belum akan berhenti tahun ini dan akan berlanjut pada 2026, seiring restrukturisasi yang lebih luas.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut terjadi setelah Reuters melaporkan bahwa Amazon berencana memangkas hingga 30.000 posisi mulai pekan ini.
Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pascapandemi, ketika perusahaan sempat melakukan perekrutan besar-besaran guna memenuhi lonjakan permintaan belanja online.
Hingga akhir 2024, Amazon tercatat memiliki sekitar 1,56 juta karyawan tetap dan paruh waktu di seluruh dunia, dengan sekitar 350.000 di antaranya merupakan tenaga kerja korporat.
Dalam dua tahun terakhir, Amazon memang sudah melakukan serangkaian pemangkasan di berbagai divisi, termasuk buku, perangkat, dan bisnis podcast Wondery.
Wakil Presiden Senior Bidang Pengalaman dan Teknologi Sumber Daya Manusia Amazon, Beth Galetti, mengatakan bahwa langkah-langkah efisiensi sebelumnya telah membantu tim bekerja lebih cepat.
Baca Juga: Investasi Cerdas: Manfaatkan AI untuk Kembangkan Harta
Ke depan, Amazon akan tetap selektif dalam perekrutan dengan strategi “mengurangi di beberapa area dan menambah di area lain” menjelang 2026.
Perusahaan juga memberikan waktu 90 hari bagi karyawan yang terdampak untuk mencari posisi baru di internal, dengan prioritas dari tim rekrutmen perusahaan.
Fokus Amazon kini semakin jelas mengarah pada pengembangan kecerdasan buatan dan infrastruktur komputasi awan (cloud).
CEO Andy Jassy sebelumnya telah menegaskan bahwa penerapan AI generatif akan memangkas kebutuhan tenaga kerja korporat dalam beberapa tahun mendatang.
Tahun ini, Amazon diperkirakan menggelontorkan sekitar 118 miliar dolar AS untuk belanja modal, sebagian besar dialokasikan untuk penguatan infrastruktur AI dan layanan cloud.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Menyewa Rumah Bisa Jadi Investasi Cerdas di 2025
Perusahaan-perusahaan besar kini memang tengah berlomba mengadopsi AI, baik untuk menulis kode perangkat lunak maupun mengotomatiskan tugas-tugas rutin, demi menekan biaya dan meningkatkan efisiensi.
“Generasi AI kali ini adalah teknologi paling transformatif sejak munculnya internet. Teknologi ini memungkinkan perusahaan berinovasi jauh lebih cepat dari sebelumnya,” ujar Galetti.













