Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - ST PETERSBURG. Pada Rabu (5/6/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia dapat mengerahkan rudal konvensional dalam jarak serang ke Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa.
Menurut Putin, ini akan terjadi jika mereka mengizinkan Ukraina menyerang lebih jauh ke Rusia dengan senjata jarak jauh Barat.
Mengutip Reuters, Putin, dalam pertemuan tatap muka pertamanya dengan editor senior kantor berita internasional sejak perang di Ukraina dimulai, mengatakan Barat salah jika berasumsi Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.
Dia mengatakan doktrin nuklir Kremlin tidak boleh dianggap enteng.
Ketika ditanya tentang seruan Sekjen NATO Jens Stoltenberg untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia, Putin membedakan antara berbagai jenis rudal.
Namun Putin memperingatkan bahwa membiarkan Kyiv menyerang Rusia dengan senjata yang lebih kuat merupakan eskalasi serius yang bisa menarik Barat ke arah perang Rusia dengan Ukraina.
Tanggapan Rusia, kata pemimpin Kremlin berusia 71 tahun itu, adalah dengan menembak jatuh rudal-rudal Barat. Putin secara khusus menyebutkan ATACMS AS, serta sistem rudal Inggris dan Prancis.
Baca Juga: Rusia: AS Bisa Hadapi Konsekuensi Fatal Jika Abaikan Peringatan Moskow
Putin juga mengatakan Moskow sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan rudal jarak jauh berteknologi tinggi serupa untuk menyerang negara-negara yang mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal tersebut.
“Jika kami melihat negara-negara ini terlibat perang melawan Federasi Rusia, maka kami berhak mengambil tindakan yang sama. Secara umum, ini adalah jalan menuju masalah yang sangat serius,” kata Putin.
Putin tidak memberikan rincian spesifik di mana ia mempertimbangkan untuk mengirimkan rudal tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Presiden AS Joe Biden memberi wewenang kepada Kyiv untuk meluncurkan beberapa senjata yang dipasok AS ke sasaran militer di Rusia.
Akan tetapi, Washington masih melarang Kyiv menyerang Rusia dengan ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 186 mil (300 km), dan senjata jarak jauh lainnya yang dipasok AS.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, saat berkunjung ke Kyiv pada tanggal 3 Mei, mengatakan kepada Reuters bahwa Ukraina mempunyai hak untuk menggunakan senjata yang disediakan oleh Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia, dan terserah pada Kyiv apakah akan melakukannya.
Risiko nuklir
Berbicara kepada wartawan selama lebih dari tiga jam di menara Gazprom setinggi 81 lantai yang baru dibangun menjelang Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Putin menyinggung berbagai topik mulai dari perang di Gaza hingga pemilu AS mendatang.
“Tak seorang pun di Amerika tertarik pada Ukraina, mereka tertarik pada kehebatan Amerika, yang berjuang bukan untuk Ukraina dan rakyat Ukraina, tapi untuk kehebatannya sendiri,” jelas Putin.
Putin mengatakan Rusia tidak peduli siapa presiden AS berikutnya. Namun dia mengatakan, sistem pengadilan AS jelas-jelas digunakan dalam pertarungan politik melawan calon dari Partai Republik, Donald Trump.
Baca Juga: Ancaman Putin: Jangan Biarkan Ukraina Gunakan Rudal Barat untuk Serang Rusia
“Mereka membakar diri mereka sendiri dari dalam, negara mereka, sistem politik mereka… Jelas di seluruh dunia bahwa penuntutan terhadap Trump, terutama di pengadilan atas tuduhan yang dibentuk berdasarkan peristiwa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu, tanpa bukti langsungnya, hanyalah menggunakan sistem peradilan dalam perjuangan politik internal,” kata Putin.
Lebih dari dua tahun setelah perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, Putin semakin sering berbicara tentang risiko konflik global ketika negara-negara Barat bergulat dengan apa yang harus dilakukan terhadap kemajuan pasukan Rusia di Ukraina.
Ketika ditanya tentang risiko perang nuklir, Putin mengatakan doktrin nuklir Rusia mengizinkan penggunaan senjata semacam itu.
“Untuk beberapa alasan, Barat percaya bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakannya,” kata Putin ketika ditanya oleh Reuters tentang risiko eskalasi nuklir di Ukraina.
"Kami mempunyai doktrin nuklir, lihat apa yang tertulis di dalamnya. Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas wilayah kami, kami menganggap mungkin bagi kami untuk menggunakan segala cara yang kami miliki. Hal ini tidak boleh dianggap enteng dan dangkal," tegasnya.
Doktrin nuklir Rusia yang diterbitkan pada tahun 2020 menetapkan kondisi-kondisi di mana seorang presiden Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir: secara umum sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia “ketika eksistensi negara berada dalam ancaman.”