kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS menaikkan produksi, harga minyak tertekan


Kamis, 19 Juli 2018 / 20:57 WIB
AS menaikkan produksi, harga minyak tertekan
ILUSTRASI. SUMUR MINYAK SUKOWATI


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali tertekan dalam perdagangan Kamis (19/7). Selama sepekan, harga minyak sudah menurun 3,14%.

Mengutip Bloomberg hingga pukul 18.18 WIB , harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex untuk pengiriman Agustus 2018, menurun 0,93% menjadi US$ 68,12 per barel.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan, penurunan harga minyak sekarang merupakan pengaruh dari data produksi minyak Amerika Serikat (AS). "Produksi minyak AS naik 11 juta barel dan hal ini membuat harga minyak tertekan," katanya.

Harga minyak tertekan seperti sekarang bukan hanya karena AS menaikkan produksi. Hal serupa juga dilakukan negara pengekspor minyak atau The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Selain faktor kenaikan produksi, menguatnya dollar AS juga ikut andil menurunkan harga minyak.

Dalam jangka pendeknya, menurut Faisyal, harga minyak masih akan masih cenderung tertekan. Apalagi kalau negosiasi perang dagang antara AS-China mengenai tarif impor belum menemukan jalan keluar.

Harga minyak memang sempat naik tapi tidak berlangsung lama. Ini lantaran pernyataan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin yang menyebut, AS mungkin akan memberikan kelonggaran bagi beberapa negara untuk tetap mengimpor minyak dari Iran.

Secara teknikal, Faisyal menganalisis, harga berada di bawah 50 100 200. MACD berada di area negatif 0,8. Stochastic berada di level 22,72 mengindikasikan jenuh jual. RSI berada di 33,57 juga menunjukan jenuh jual. Ia merekomendasikan sell on rally.

Faisyal memproyeksikan harga minyak WTI masih akan menurun dan berada dikisaran US$ 66,35-US$ 68,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×