Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
BANDAR SRI BEGAWAN. Negara-negara di Asia Tenggara sepakat mengadopsi sistem baru untuk meningkatkan pemantauan kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi kabut asap yang tahun ini merupakan terburuk sejak 16 tahun.
Kabut asap tebal sebagian besar berasal dari pembakaran untuk pembukaan lahan perkebunan di Indonesia. Kabut asap itu menyelimuti Singapura dan Malaysia awal tahun. Akibat asap ini, sempat terjadi ketegangan diplomatik, karena asap mencapai kondisi yang paling berbahaya.
"Para pemimpin ASEAN menyetujui Monitoring System Haze. Kami berharap masing-masing kementerian akan menyajikan peta konsesi digital sesegera mungkin," kata Menteri Lingkungan Singapura Vivian Balakrishnan di halaman Facebook resminya .
Di bawah sistem yang dikembangkan Singapura, pemerintah di Asia Tenggara akan berbagi data satelit guna menentukan titik kebakaran dan mengidentifikasi perusahaan yang melakukannya. Kebanyakan dari mereka adalah produsen perkebunan kelapa sawit.
Sebagaimana diketahui, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengeluarkan permintaan maaf akibat kabut asap tersebut. Selain itu, Indonesia juga berjanji meratifikasi kesepakatan ASEAN 2002 yang bertujuan untuk memerangi polusi udara dari kebakaran.
Belum diketahui sikap pemerintah Indonesia atas kesepakatan sistem pematauan kabut asap ini.