kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank sentral: Mega skandal Wirecard US$ 2,1 miliar tak masuk dua bank besar Filipina


Senin, 22 Juni 2020 / 13:43 WIB
Bank sentral: Mega skandal Wirecard US$ 2,1 miliar tak masuk dua bank besar Filipina
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The headquarters of Wirecard AG, an independent provider of outsourcing and white label solutions for electronic payment transactions is seen in Aschheim near Munich, Germany April 25, 2019. REUTERS/Michael Dalder/File Photo


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -MANILA.  Gubernur Bangko Sentral Filipna Benjamin Diokno akhirnya angkat suara, menyusul terkuaknya skandal perusahaan sistem perusahaan pembayaran Jerman” Wirecard AG (WCAGY) yang menyeret dua bank besar di negaranya itu.

Adanya dugaan telah melakukan penipuan, Wirecard kehilangan uang kas senilai 1,9 miliar euro, setara USS 2,1 miliar. Jika dirupiahkan, nilai ini  sebesar Rp 29,4 triliun dengan kurs Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat. Uang tersebut  sebelumnya diduga telah mengalir ke Filipina.

Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Benjamin Diokno, Senin (226) dalam sebuah peryataan resmi mengatakan: pemberi pinjaman terbesar di negara Asia Tenggara, BDO Unibank dan Bank of The Phillipine Island (BPI)  tidak mengalami kerugian, meski namanya terseret dalam mega skandal itu.

“Uang hilang Wirecard tidak masuk ke sistem keuangan Filipina,” tegas Diokno, Senin (22/6).  

Baca Juga: Bisnis Wirecard diproyeksi tumbuh mumpuni hingga 2025

Menurutnya, laporan awal yang masuk ke bank sentral Filipina, tidak ada uang masuk ke Filipina sehingga tidak ada kerugian di BDO dan BPI . Meski begitu, bank sentral Filipina masih akan terus menyelidiki.

"Skandal keuangan internasional itu menggunakan nama dua bank terbesar di negara itu - BDO dan BPI - dalam upaya untuk menutupi jejak para pelaku," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/6)

BDO dan BPI, kata Diokno,  juga menyatakan bahwa Wirecard bukan klien mereka dan mereka tidak memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan Jerman.

Meski begitu, BPI kepada Reuters Sabtu lalu memgaku telah memberikan sanksi kepada asisten manajer BPI yang tanda tangannya muncul di salah satu dokumen penipuan Wirecard. BDO juga  mengatakan kepada bank sentral bahwa tampaknya salah seorang petugas pemasarannya juga telah membuat sertifikat bank.

Diokno menegaskan, sistem perbankan Filipina berada dalam posisi yang kuat untuk memasuki pandemi coronavirus dan bermodal besar.

Menyusul terkuaknya skandal tersebut, Kepala Eksekutif Wirecard Markus Braun, yang membangun Wirecard menjadi salah satu investasi teknologi keuangan besa rdi Eropa dan juara teknologi  sistem pembayaran terbesar di Jerman  memutuskan berhenti pada hari Jumat (19/6), menyusul krisis keuangan Wirecard karena terjadi  penipuan.

Pengunduran diri Braun terjadi hanya beberapa hari usai perusahaan diketahui Wirecrad kehilangan uang kas senilai 1,9 miliar euro alias setara USS 2,1 miliar karena kasus penipuan. Akibat kerugian tersebut, saham perusahaan multinasional  yang bergerak di bidang solusi pembayaran digital itu Wirecard terus mengalami penurunan signifikan selama hampir 48 jam terakhir.

Jumat (19/6) petang, saham Wirecard AG di Bursa Jerman di harga  26,05 euro per saham. Padahal, di akhir perdagangan 17 Juni, saham Wirecard  di angka 104,5 euro per saham.

Menurut Bloomberg, Wirecard AG, September 2018 ditaksir punya valuasi 24,6 miliar euro, kini hanya 2,4 miliar euro.

Atas pengunduran diri Braun, Wirecard  mengumumkan James Freis sebagai CEO interim pengganti Braun oleh Dewan Direksi dan Komisaris perusahaan.

Fries harus menyelesaikan banyak persoalan, menyusul terkuaknya skandal tersebut. Apalagi, berbagai mitra internasional membatalkan kerjasama.

Terakhir  Bank of the Philippine Islands (BPI()yang menyatakan bahwa mereka tak ingin melanjutkan dulu kerja sama dengan Wirecard sampai investigasi di Jerman selesai. Saat ini perusahaan tersebut tengah diselidiki oleh otoritas Jerman.

Menurut laporan Bloomberg, penurunan nilai saham yang dialami Wirecard merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah bursa Jerman satu dekade terakhir.

Mega skandal saldo palsu US$2,2 miliar menimpa Wirecard menyeret persepsi buruk terhadap ekosistem aset kripto. Pasalnya, Crypto.com, TenX dan CryptoPay adalah klien perusahaan ternama asal Jerman itu.

Kasus itu bermula Januari 2019 lalu, berdasarkan laporan investigatif media Financial Times (FT). Kala itu,  FT menyebutkan bahwa Wirecard diduga menggelembungkan laporan pendapatan perusahaan berkat sejumlah produk yang mereka jual.

Saat itu,  Wirecardmenuding FT mengambil keuntungan sesaat. Alhasil pemerintah Jerman pun jengah dan turun tangan, memerintahkan penyelidikan lebih lanjut.

19 Juni 2020, auditor Ernst & Young tak menemukan cukup bukti Wirecard punya uang tunai sebesar US$ 2,2 miliar, seperti laporan keuangan Wirecard. Padahal, Wirecard mengaku memiliki simpanan di dua bank.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×