Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Orang yang memprediksi mengenai krisis finansial 2008, Nouriel Roubini, merasa cemas. Sebab, saat ini Wall Street sangat meremehkan segala hal negatif yang mengintai di bawah agenda Presiden AS Donald Trump.
Pada faktanya, Roubini -yang kerap dikenal dengan sebutan Bapak Kiamat- meyakini Trump dan segala kebijakannya berada di posisi teratas untuk kategori risiko yang mengancam perekonomian global.
Tahun lalu, kebijakan terbesar ekonomi global adalah 'hard landing' China yang bisa menyeret ekonomi dunia. Sebelumnya, risiko teratas adalah jatuhnya perekonomian zona Eropa.
"Saat ini, gajah terbesar di dalam ruangan adalah Amerika Serikat," jelas Roubini kepada CNNMoney pada pekan ini di California.
Roubini menilai, ketidakpastian terbesar dunia dan risiko terbesar berasal dari kebijakan ekonomi, luar negeri, dan keamanan pemerintahan Trump.
Profesor Universitas New York ini menjelaskan, karena AS merupakan perekonomian terbesar dunia, konsekuensi dari 'kesalahan kebijakan yang buruk' bisa sangat besar sekali.
Tentu saja, saat ini Wall Street terlihat tidak terlalu cemas. Janji Trump untuk memangkas pajak, menghilangkan regulasi, dan meningkatkan anggaran infrastruktur telah membantu mendongkrak indeks S&P 500 sebesar 11,6% sejak pemilu akhir tahun lalu.
"Market terlalu mendewakan hal positif dan meremehkan hal yang negatif dari kebijakan Trump," jelas Roubini.
Roubini juga menyebut pemerintahan Trump sebagai pemerintahan yang tidak kompeten. Dia merujuk pada sejumlah risiko yang spesifik, seperti kebijakan proteksi yang memicu perang dagang, menutup perbatasan sehingga mempersulit tenaga kerja ahli dari luar negeri untuk masuk ke AS, hingga penetapan pemangkasan pajak yang dramatis di tengah membengkaknya defisit AS.
Bapak Kiamat ini juga mengingatkan, proposal pajak Trump bisa memperburuk masalah pendapatan AS. "Kita tidak membutuhkan lebih banyak pemangkasan pajak untuk kelompok kaya dan perusahaan. Hal itu akan membuat kondisi ekonomi semakin memburuk," tegasnya.
Sebelumnya, mantan pimpinan The Federal Reserve Ben S Bernanke, juga menilai para investor saat ini terlalu bersikap optimistis. Pada pekan ini, Bernanke mengatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 3% yang dipatok Trump sulit dicapai. "Sebab, kita tengah mengalami perlambatan ekonomi dunia saat ini," imbuhnya.