Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Ombak besar menghadang bisnis Johnson & Johnson (J&J). Produk bedak konglomerasi consumer goods ini bakal menghadapi setidaknya 1.200 tuntutan ganti rugi dari konsumen yang menderita kanker ovarium.
Kemarin, pengadilan Amerika Serikat (AS) memutuskan J&J membayar ganti rugi sebesar US$ 55 juta kepada Gloria Ristesund. Perempuan ini merupakan pengguna bedak tabur J&J. Pertimbangan pengadilan, J&J tidak memberikan peringatan yang cukup kepada konsumen tentang risiko kanker pada produk bedak tersebut.
J&J berencana mengajukan banding atas putusan pengadilan tersebut. Ristesund menuntut J&J setelah menjadi konsumen bedak tabur Baby Powder dan Shower to Shower Powder J&J selama beberapa dekade terakhir.
Ristesund menggunakan bedak J&J di daerah kelaminnya dan didiagnosa menderita kanker ovarium. Pengadilan negara bagian Missouri memutuskan J&J bersalah setelah melakukan tes uji produk selama tiga pekan.
Yang jelas, ini merupakan kedua kalinya bagi J&J kalah di pengadilan atas kasus yang sama. Jurubicara J&J Carol Goodrich menegaskan, putusan pengadilan AS bertentangan dengan penelitian tentang keselamatan bedak yang dilakukan selama 30 tahun.
"Keputusan ini akan memaksa J&J untuk menyelesaikan kasus-kasus lain," ujar Jere Beasley, Pengacara Ristesund seperti dikutip Reuters, kemarin.
Sebelumnya, pengadilan memutus J&J bersalah dan membayar ganti rugi sebesar US$ 72 juta terhadap keluarga seorang wanita yang meninggal karena kanker ovarium. Perempuan tersebut meninggal setelah bertahun-tahun menggunakan bedak bubuk J&J.
Denda jumbo
Ini bukan pertama kalinya J&J tersandung kasus. Salah satu kasus yang sangat mencuat terjadi pada 2002. Kala itu J&J terpaksa merogoh kocek jumbo atau lebih dari US$ 1 miliar pada pemerintah untuk menyelesaikan investigasi sipil pemasaran produk antipsikotik Risperdal.
Pemerintah menuduh J&J memasarkan obat ini untuk penggunaan yang belum disetujui. Risperdal adalah produk terlaris J&J. Perusahaan obat ini mencatat penjualan Risperdal US$ 24,2 miliar sejak 2003 hingga 2010.
Khusus tahun 2007, penjualan Risperdal menyentuh angka US$ 4,5 miliar, sebelum perusahaan ini kehilangan paten dan membuat penjualannya anjlok. Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Risperdal sebagai obat psikotik, tapi FDA tidak mengizinkan penggunaan Risperdal untuk kelainan bipolar sampai 2003.