Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sebagian kebijakan kenaikan pajak antara China dan Amerika Serikat berlaku efektif per 1 September 2019. Kondisi itu memicu investor untuk berburu aset-aset safe haven. Misalnya saja, yen terus mencatatkan penguatan melawan dollar AS.
Data Reuters menunjukkan, pada transaksi siang di perdagangan Asia, yen menguat 0,1% versus dollar menjadi 106,15. Sebaliknya, indeks dollar mencatatkan penurunan 0,02% menjadi 98,809.
Baca Juga: China akan memberikan banyak stimulus untuk topang ekonominya yang melambat
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat akhirnya memberlakukan kenaikan pajak sebesar 15% terhadap beragam barang-barang China pada Minggu (1/9). Beberapa di antaranya adalah alas kaki, jam pintar dan televisi layar datar. Sebaliknya, China memberlakukan pajak baru atas minyak mentah asal AS.
Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua belah pihak akan tetap menggelar pertemuan pada akhir bulan ini, dengan harapan tercapai resolusi bagi perang dagang.
"Banyak sekali risiko dari sejumlah event, seperti dirilisnya data ekonomi AS dan China, yang dapat menunjukkan kepada kita siapa yang lebih terpukul dari adanya perang dagang. Tapi kami memprediksi tidak akan ada solusi yang tercapai," jelas Rodrigo Catril, senior foreign exchange strategist National Australia Bank di Sydney seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Harga emas hari ini naik 0,41% di level US$ 1.526,54 per ons troi
Selain yen, emas juga menjadi incaran investor. Pada transaksi Senin (2/9), harga emas mengalami kenaikan terbesar dalam sepekan terakhir. Siang ini, harga emas di pasar spot naik 0,39% menjadi US$ 1.525,25 per troy ounce.