kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bela sistem monarki, royalis Thailand bikin partai politik baru


Rabu, 20 Januari 2021 / 16:48 WIB
Bela sistem monarki, royalis Thailand bikin partai politik baru
ILUSTRASI. Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. REUTERS/Athit Perawongmetha


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Sebuah kelompok ultra royalis di Thailand meluncurkan partai politik baru untuk membela Raja Maha Vajiralongkorn, di tengah seruan reformasi monarki oleh gerakan protes yang dipimpin generasi muda.

Partai "Thai Pakdee" (Loyal Thai) adalah cabang dari kelompok royalis dengan nama yang sama yang dibentuk pada Agustus lalu untuk melawan demonstrasi jalanan.

Politisi veteran Warong Dechgitvigrom akan memimpin partai baru, yang disebutnya akan melawan kelompok politik yang niat sebenarnya adalah untuk menggulingkan monarki. "Sebelumnya kami bertahan. Hari ini kami menyatakan perang, kami akan berjuang untuk melindungi monarki," kata Warong dalam konferensi pers.

Baca Juga: Musnahkan 19,2 juta unggas, harga telur dan daging ayam di Korea Selatan melejit

Para pemimpin gerakan protes telah menolak tuduhan bahwa menggulingkan monarki adalah tujuan mereka dan berulang kali mengatakan mereka ingin membuat institusi tersebut lebih kompatibel dengan demokrasi.

Dalam sebuah pernyataan, Warong mengatakan partainya tidak mendapat dukungan dari kelompok atau bisnis tertentu dan akan menjadi milik rakyat.

Dia tidak menyebutkan nama anggota lain, tetapi mengatakan bahwa komisi pemilihan telah diberitahu tentang pembentukannya dan pengurus akan segera dipilih.

Politisi progresif Piyabutr Saengkanokkul memperingatkan, bagaimanapun, bahwa partai baru itu berisiko mengasosiasikan monarki dengan politik dalam negeri.

Baca Juga: Cegah corona meluas, Beijing kunci Distrik Daxing berpenduduk 1,6 juta orang

“Pembentukan partai yang mengadvokasi perlindungan monarki, baik dengan niat baik atau untuk menghancurkan pihak lain, hanya bisa membawa monarki ke ranah politik,” kata Piyabutr di akun Twitter resminya.

Selanjutnya: AS-Iran berpotensi perang terbuka, ada apa?




TERBARU

[X]
×