Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan masih belum dapat mengatasi lonjakan kasus flu burung di peternakan lokal. Rabu (20/1), Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan mengungkapkan sedang menyelidiki satu lagi kasus dugaan flu burung yang sangat patogen dan membuat total kasus infeksi yang dikonfirmasi mencapai 67.
Kasus dugaan flu burung ganas H5N8 yang sedang diselidiki berasal dari sebuah peternakan telur di Eumseong, 131 kilometer sebelah selatan Seoul.
Kasus terbaru yang dikonfirmasi Korea Selatan berasal dari peternakan lain yang berada di Yongin, tepat di selatan ibu kota, pada Selasa (19/1).
Dari total kasus yang sudah dikonfirmasi, Provinsi Gyeonggi, yang mengelilingi Seoul, menyumbang 18 kasus dan Provinsi Jeolla Utara dan Selatan masing-masing memiliki 14 dan 13 kasus.
Korea Selatan mengidentifikasi kasus flu burung pertama yang sangat patogen yang ditelusuri ke peternakan lokal dalam hampir tiga tahun lalu pada bulan November 2020 silam.
Baca Juga: Korea Selatan tegaskan siap lakukan diskusi apa pun dengan Korea Utara
Korea Selatan sejauh ini telah memusnahkan 19,2 juta unggas. Banyaknya jumlah unggas yang dimusnahkan terjadi karena pihak terkait juga memusnahkan semua unggas dalam radius 3 kilometer dari peternakan yang terinfeksi.
Dari total unggas yang dimusnahkan tersebut, mayoritas merupakan ayam, yang mencapai 15 juta ekor.
Merebaknya flu burung di Korea Selatan ini juga membuat harga telur naik 23,3% dari tahun sebelumnya. Selain itu, harga daging ayam dan itik juga melesat, masing-masing 11,7% dan 35,3%.
Selain kasus flu burung di peternakan lokal, Negeri Ginseng ini juga dipusingkan dengan semakin menumpuknya jumlah burung liar yang terinfeksi. Pihak berwenang pun kian kesulitan untuk mengekang penyebaran penyakit menular tersebut.
Sejak akhir Oktober, Korea Selatan telah menemukan 87 kasus flu burung yang sangat patogen dari unggas liar.
